Pertahankan Ruang Hidup, Warga Wadas Geruduk Kantor BBWS-SO
Berita Baru, Yogyakarta – Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, kembali datangi kantor Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO), Kamis (3/6).
Guna Pertahankan Ruang Hidup, mereka menolak perpanjangan izin penetapan lokasi (IPL) Bendungan Bener yang akan habis pada 5 Juni mendatang.
“Sejak 2018 sampai kapan pun warga menolak tambang quarry batu andesit di Desa Wadas yang digunakan untuk menyuplai kebutuhan material Bendungan Bener,” kata Insin, Ketua Gerakan masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa).
IPL penambangan batu andesit seluas lebih dari 100 hektare untuk proyek Bendungan Bener itu, menurutnya, akan merampas lahan perkebunan yang selama ini menghidupi warga Wadas.
“Dengan harga berapa pun [ganti rugi lahan warga] kami tidak tergiur,” tegas Insin di kantor BBWS-SO.
Insin meminta IPL Bendungan Bener tidak diperpanjang lagi. Menurut Insin, tambang tersebut akan merampas lahan rakyat.
“Kami rakyat, petani, kalau lahan kami habis apa yang bisa kami beri untuk anak-cucu kami?” ungkapnya.
Senada dengan Insin, anggota Kawula Muda Desa Wadas Azin Muhammad menyebut pemerintah seharusnya tidak bisa memperpanjang IPL lagi.
“Desa Wadas adalah tanah yang rawan bencana. Artinya ketika pertambangan terjadi, tentu dampak bencana akan semakin besar,” tutur Azin.
Desa Wadas, terangnya, juga sudah ditetapkan sebagai lahan pertanian produktif, semestinya bukan ditambang melainkan dipelihara dan dirawat.
“Penambangan quarry dinilai akan menghilangkan semua hasil bumi di Desa Wadas,” jelasnya.
Azin juga menepis klaim pemerintah yang mengatakan 70% warga Wadas setuju dengan penambangan.
Menurutnya mereka tidak tinggal di Desa Wadas, sehingga tidak merasakan dampak langsung atas penjualan tanah yang dilakukan.
“Bagi kami yang hidup di Desa Wadas yang akan merasakan dampak besar,” ujarnya.
Ia juga menepis anggapan warga yang menolak tambang disebabkan oleh provokasi pihak tertentu.
Azin kembali menegaskan, penolakan tambang merupakan sikap dari warga sendiri. Mereka sadar akan dampak yang akan terjadi jika penambangan dilakukan.
“Jaringan solidaritas yang turut mendampingi warga, hanya ikut mendukung mengampanyekan suara warga,” terangnya.
https://www.instagram.com/tv/CPpN522ntrO/?utm_medium=copy_lin