Pemuda Gresik Selatan Beri Raport Merah Dua Periode Kepemimpinan Bupati Gresik Sambari-Qosim
Berita Baru, Gresik – Aktivis Gerakan Penolak Lupa (Gepal) bersama ratusan pemuda gresik selatan menggelar diskusi terkait evaluasi kinerja Bupati Gresik Sambari Halim Radianto dan Wakil Bupati Gresik Moh. Qosim selama dua periode menjabat.
Diskusi mengundang sejumlah narasumber panelis diantaranya, Musa (Ketua Fraksi Nasdem), Abdul Wahab (Aktivis), Ainur Rofiq (Praktisi), dan Syafiuddin KC (Kordum Gepal)
Dalam diskusi yang digelar di Warung Gondrong Kecamatan Menganti, Gresik pada Sabtu (24/7) itu, mereka memberikan raport merah terhadap pemerintah Kabupaten Gresik selama kepemimpinan Bupati Sambari-Qosim menjabat, kinerja pemerintah dalam kepemimpinan Bupati Sambari-Qosim dinilai gagal mensejahterakan masyarakat Gresik.
Menurut Musa, besarnya anggaran APBD Kabupaten Gresik senilai 3,4 triliyun ternyata belum mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat Gresik, di beberapa sektor faktanya seperti pertanian dan perikanan masih jauh dari kata sejahtera.
“Pemerintah lebih memprioritaskan sektor pembangunan tetapi sektor-sektor lain justru terabaikan, lebih-lebih pertanian, perikanan, kesejahteraan masyarakat, dan masih banyak lagi,” ujar Musa.
Sedangkan menurut Ainur Rofiq, sejak awal menjabat, visi misi pemerintah lebih banyak yang tidak terealisasi.
“Saya pelaku sekaligus saksi. Terlebih saat diperiode kedua Sambari-Qosim menjabat, banyak janji-janji mereka yang tidak direalisasikan, terlebih periode kedua ini, seperti janji membelikan mobil untuk kantor-kantor MWC Se-Kabupaten Gresik,” terangnya.
Sementara, Abdul Wahab menuturkan, kebijakan pemerintah Kabupaten Gresik selama 10 tahun ini gagal total, faktanya banyak industri yang ada di Kabupaten Gresik justru tingkat kemiskinan di Kabupaten Gresik semakin tinggi.
“Pengangguran semakin tinggi, pedagang kaki lima banyak yang digusur, pemerintah dalam menerapkan kebijakan tidak melihat kebutuhan rakyat, tetapi hanya kepentingan mereka sendiri,” ungkapnya.
Di sisi lain, Syafiuddin membeberkan, selama kepemimpinan Sambari-Qosim nasib buruh semakin kurang diperhatikan dan dilindungi oleh pemerintah Kabupaten Gresik.
“Diperiode awal kepemimpinan Sambari-Qosim pernah berjanji agar buruh dijamin kesejahteraannya dengan meningkatkan UMSK. Namun itu hanya berjalan 1 tahun, selebihnya selama 4 tahun hingga saat ini UMSK untuk buruh tidak diberikan, ditambah lagi persoalan PHK buruh yang semakin meningkat, hal itu mestinya bisa dilindungi Pemkab Gresik selaku pejabat daerah dengan melakukan intruksi kepada Dinas Tenaga Kerja maupun investor perusahaan terkait, ternyata tidak ada sama sekali perlindungan,” tandasnya.
Seusai diskusi, ratusan pemuda Gresik Selatan bersama-sama membaca maklumat bersama sebagai raport merah sekaligus penilaian terhadap kepemimpinan Sambari-Qosim. Kegiatan juga diisi dengan musikalisasi dari Musjal (Musik Jalanan).