Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pandemi Covid-19, Tradisi Kolak Ayam Masyarakat Desa Gumeno Digelar Terbatas

Pandemi Covid-19, Tradisi Kolak Ayam Masyarakat Desa Gumeno Digelar Terbatas



Berita Baru, Gresik – Anggring atau biasa disebut kolak ayam yang berada di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik sudah ada sejak 495 tahun lalu. Tradisi ini setiap tahunnya rutin dilaksanakan pada malam 23 Ramadhan.

Namun, pada peringatan di bulan ramadan tahun ini, tradisi kolak ayam digelar dalam suasana yang berbeda. Pada Jum’at (14/5), peringatan dilaksanakan secara terbatas, mengingat situasi penyebaran pandemi Covid-19 di Kabupaten Gresik yang semakin terus bertambah, dan juga pemberlakuan PSBB yang semakin diperketat.

Ketua pelaksana sanggring, Su’udi mengatakan, tradisi yang sudah berjalan selama ratusan tahun ini harus tetap dilaksanakan, meski secara terbatas dan dengan protokol ketat.

“kita tetap melaksanakan tradisi sanggring ini meskipun dalam situasi apapun, hanya saja untuk tahun ini kami dari pihak panitia mohon maaf yang sebesar besarnya karena untuk tamu harus kami suruh pulang mengingat pandemi covid-19 di Indonesia semakin luas,” ujarnya kepada Beritabaru.co, Jum’at (14/5).

Terkait pembatasan tamu, Su’udi menuturkan, untuk memutus rantai penularan covid-19, relawan beserta perangkat Satpol PP, Polisi dan TNI melakukan penjagaan ketat di pintu masuk desa.

“Pada tahun ini, kami menutup 3 akses masuk desa yang dijaga oleh unsur CBP IPNU, Ansor Banser, TNI, Polisi, Satpol PP dan para Relawan,” lanjut Su’udi.

Pada tahun ini porsinya pun dikurangi dari tahun-tahun sebelumnya, panitia hanya memotong 80 ekor ayam, 200 kg gula merah, kelapa 225 butir, 35 kg daun bawang dan 10 kg jinten.

Nampak Camat Manyar beserta staff hadir ditengah kegiatan yang di ikuti oleh 98 peserta dengan rangkaian acara yang dilaksanakan di Masjid Jami’ Sunan Dalem itu, kegiatan digelar sangat sederhana dengan menerapkan protokoler kesehatan dan physical distancing.

Su’udi berharap, kegiatan pelestarian tradisi yang sekaligus warisan leluhur seperti ini dapat berlangsung setiap tahunnya.

“kami buat acara sesederhana mungkin dengan menerapkan protokoler kesehatan serta physical distancing, alhamdulillah tadi pak camat beserta staffnya hadir, dan kami berharap budaya sanggring ini tetap ada hingga batas waktu yang tidak ditentukan,” pungkasnya.