Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Memerangi Polusi Udara di Asia dengan Advanced Air Mobility (AAM)

Memerangi Polusi Udara di Asia dengan Advanced Air Mobility (AAM)



Berita Baru, Jakarta – Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang mendesak di Asia adalah polusi udara, yang sangat memengaruhi kesejahteraan penduduk. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cardiovascular Research memperkirakan bahwa pada tahun 2015, masih terdapat hampir 8,8 juta angka kematian yang sangat besar di seluruh dunia akibat polusi udara, dengan sekitar 6,5 juta di antaranya hanya terjadi di Asia.

Polusi udara dari penerbangan

Ada beberapa faktor yang terutama menyebabkan polusi udara. Adapun salah satu faktor yang terpenting adalah pembakaran bahan bakar fosil, yang terdapat di sektor industri, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor, termasuk pesawat konvensional. Pesawat konvensional membakar bahan bakar fosil dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dan zat lain yang mengganggu polusi udara. Pesawat terbang menyumbang sekitar 2,5 persen emisi karbon dioksida (CO2) di dunia. Secara keseluruhan, semua penerbangan dari bandara UE berkontribusi sebesar 3,7 persen emisi UE pada tahun 2020.

Pengurangan polusi udara dari kendaraan kendaraan dan pesawat terbang membutuhkan penerapan teknologi yang lebih bersih dan bahan bakar alternatif. Sebagai contoh, penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi emisi dari sektor transportasi secara signifikan. Mengadakan penelitian bahan bakar berkelanjutan dalam penerbangan industri dapat membantu mengurangi dampak lingkungan. Cara lain yang juga dapat membantu mengurangi tingkat polusi adalah dengan mengubah rute penerbangan dan mengoptimalkan sistem kontrol lalu lintas udara.

AAM menawarkan solusi berkelanjutan

Penggunaan Advanced Air Mobility (AAM), khususnya drone dan pesawat nirawak (UAV) sebagai pengganti pesawat konvensional, memberikan berbagai alasan kuat, terutama dalam hal dampak lingkungan. Dibandingkan dengan pesawat konvensional, teknologi AAM lebih ramah lingkungan, yang secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca. Misalnya, sebuah analisis komparatif dari dampak lingkungan dari metode pengiriman yang berbeda mengungkapkan bahwa drone mengeluarkan lebih sedikit gas kaca rumah 84% per medan dibandingkan dengan truk diesel.

Di samping itu, drone menghabiskan energi hingga 94% lebih sedikit per medan dibandingkan dengan truk. Statistik ini menyoroti manfaat lingkungan yang sangat besar dari penggunaan teknologi AAM, seperti drone untuk transportasi jarak jauh, mengurangi emisi CO2 dari kendaraan pada akhir pengiriman barang berukuran kecil.

Peralihan ke AAM memberikan peluang untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari pesawat konvensional secara signifikan, yang membantu mengurangi polusi udara dan efeknya yang berbahaya. Di samping itu, teknologi AAM seperti drone memberikan manfaat tambahan secara berkelanjutan. Drone dapat digunakan untuk memantau kualitas udara, tingkat serbuk sari, dan sifat atmosfer, membantu mengidentifikasi berbagai permasalahan lingkungan dan mengembangkan penelitian ilmiah. Drone juga memiliki aplikasi di bidang industri energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan turbin angin, yang dapat digunakan untuk memeriksa dan memelihara infrastruktur, mengurangi kebutuhan petugas di lokasi, dan menurunkan konsumsi bahan bakar.

Heron AirBridge memelopori penerapan AAM di Asia

Heron AirBridge, perusahaan pengendalian lalu lintas sistem pesawat nirawak (UTM) terkemuka di Asia Tenggara, berperan penting dalam hal kemajuan dan penerapan teknologi AAM. Misi mereka adalah menawarkan penggunaan pesawat nirawak dan mempercepat pengembangan Advanced Air Mobility (AAM) di wilayah tersebut. Heron AirBridge berencana mengubah cara sistem pesawat nirawak (UAS) yang diintegrasikan ke wilayah udara dengan pemanfaatan keahlian mereka di bidang UTM.

Heron AirBridge bekerja sama dengan para pemimpin industri dan pemerintah dalam upaya meningkatkan penerapan AAM di Asia. Kemitraan baru-baru ini dengan Institut Teknologi Ladkrabang (KMITL) Raja Mongkut, lembaga penelitian dan pendidikan terkemuka di Thailand, menunjukkan salah satu komitmen mereka. Penggunaan pesawat nirawak relatif lambat di kawasan Asia-Pasifik, khususnya Asia Tenggara. Heron AirBridge dan KMITL bergabung untuk mengembangkan keahlian dan kemampuan lokal dalam pengendalian lalu lintas UAS, karena menyadari potensi pasar yang sangat besar untuk AAM di sektor ini.

Heron AirBridge memiliki posisi yang baik untuk membantu negara-negara Asia Tenggara dalam mengembangkan kapabilitas dan solusi UTM yang komprehensif, mengingat lokasinya yang strategis. Melalui kerja sama seperti dengan KMITL, mereka berharap dapat memperoleh informasi baru dan lebih banyak peluang untuk kemitraan dengan negara tetangga seperti Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Advanced Air Mobility (AAM) harus dianut oleh negara-negara Asia sebagai solusi yang layak dan berwawasan lingkungan untuk kebutuhan penerbangan mereka. Negara-negara Asia dapat mengatasi tantangan kemacetan wilayah udara dan berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan dengan menggunakan teknologi mutakhir dan pendekatan inovatif, seperti sistem pesawat nirawak dan pengendalian lalu lintas. Potensi penuh AAM dapat terbuka dan era baru penerbangan ramah lingkungan dan hemat biaya dapat dimulai melalui upaya kolaboratif.