Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sri mulyani Sebut Harga Komoditas Tunjukkan Tren Positif
Tangkapan layar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers: APBN KITA, Selasa (23/3/2021).

Sri mulyani Sebut Harga Komoditas Tunjukkan Tren Positif



Berita Baru, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, harga-harga komoditas telah menunjukan adanya tren positif. Hal ini terjadi karena seiring dengan semakin optimisnya pemulihan ekonomi terutama didorong oleh Amerika Serikat yang baru saja disetujui paket stimulus yang besar. 

“Yang kita perhatikan seperti harga minyak dunia yang sempat meningkat pada awal tahun bahkan sempat mencapai USD 70 per barel pada awal Maret 2021,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA secara virtual,” Selasa (23/3/2021). 

Meskipun, pada beberapa minggu terakhir harga minyak dunia menunjukan ada sedikit volatilitas dan pelemahan yakni di kisaran USD 67,8 per barel, namun Sri Mulyani mengatakan harga minyak dunia ini sudah di atas USD 60 per barel.

Sri Mulyani menuturkan, harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit juga mengalami peningkatan pada terlihat pada 16 Maret 2021 mencapai MYR 4.170 per ton. Artinya, meningkat sekaligus tertinggi sejak September 2015 mencapai MYR 4.125 per ton. 

“Permintaan meningkat dan keterbatasan suplai menjadi penyebab bergeraknya harga CPO yang meningkat. Ini tentu baik untuk perekonomian Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia,” ujar Sri Mulyani.

Namun demikian, Sri Mulyani mengingatkan bahwa Indonesia juga harus mewaspadai harga komoditas seperti kedelai yang juga menunjukkan kenaikan signifikan yaitu melampaui USD 13 per bushel. Angka ini merupakan harga tertinggi selama enam tahun terakhir. 

Sri Mulyani mengungkapkan, penyebabnya adalah karena adanya pemulihan ekonomi di Cina (RRT), sehingga permintaannya sangat tinggi, tetapi justru masih ada kendala dari sisi suplai.

Kemudian, harga batu bara pun juga mencapai USD 90 per ton yang didorong oleh permintaan listrik dan industri yang semakin pulih di Cina (RRT), India, dan Asia Tenggara yang masih menggunakan batu bara sebagai salah satu sumber listrik mereka. 

“Ini adalah kondisi yang tentu mempengaruhi pemulihan ekonomi Indonesia, karena beberapa komoditas ini, Indonesia merupakan produsen yang signifikan,” tandas Sri Mulyani.