Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Mark Zuckenberg: WhatsApp Jauh Lebih Terprivatisasi dan Aman Daripada iMessage

Mark Zuckenberg: WhatsApp Jauh Lebih Terprivatisasi dan Aman Daripada iMessage



Berita Baru, Internasional – Awal bulan ini, pendiri Telegram, Pavel Durov, mengklaim bahwa peretas dapat memperoleh akses penuh ke semua data pribadi di ponsel pengguna karena lubang keamanan di WhatsApp yang rentan.

menanggapi hal tersebut, Mark Zuckerberg, CEO perusahaan teknologi Meta, memposting foto p di Instagram pada hari Senin yang menunjukkan iklan WhatsApp. Zuckenberg menekankan keunggulan utama produknya dibandingkan produk pesaingnya.

“WhatsApp jauh lebih terprivatisasi dan aman daripada iMessage, dengan enkripsi ujung ke ujung yang berfungsi di iPhone dan Android, termasuk obrolan grup,” tulis Zuckerberg.

Iklan yang ditampilkan di dinding Stasiun Pennsylvania di New York terlihat sederhana dan tampak mengejek fitur gelembung berwarna untuk pesan yang digunakan di iMessage. Sebagai gantinya, pengguna didorong untuk menggunakan WhatsApp untuk komunikasi pribadi dengan enkripsi ujung ke ujung. Slogan iklan itu berbunyi: “Lindungi pesan pribadi Anda di seluruh perangkat dengan enkripsi ujung ke ujung. Selalu pesan secara pribadi.”

Seperti dilansir dari Sputnik News, Zuckerberg juga menunjukkan beberapa fitur, seperti menghilangnya obrolan dan cadangan terenkripsi ujung ke ujung, yang tidak dimiliki iMessage.

Enkripsi ujung-ke-ujung, diterapkan untuk obrolan di WhatsApp pada tahun 2016, adalah metode transfer data di mana hanya pengguna yang berpartisipasi dalam komunikasi yang memiliki akses ke pesan. Dengan demikian, penggunaan enkripsi ujung ke ujung tidak memungkinkan akses ke kunci kriptografi dari pihak ketiga.

Metode ini diterapkan untuk obrolan di WhatsApp pada tahun 2016 dan ditambahkan untuk cadangan tahun lalu juga.

Pendiri Telegram, Pavel Durov, memperingatkan bahwa peretas bisa mendapatkan akses penuh ke semua konten ponsel tempat WhatsApp diinstal. Menurutnya, masalah serupa pada sistem keamanan messenger terjadi sejak 2017 hingga 2020, dan hingga 2016 belum ada enkripsi data di WhatsApp sama sekali. Durov menekankan bahwa WhatsApp telah menjadi alat pengawasan selama 13 tahun.