Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Huawei Intelijen China
© AP Photo/Ng Han Guan

Mantan CEO Google: Sangat Mungkin Huawei Merupakan Intelijen China



Berita Baru, Internasional – Pada Kamis (18/6), mantan CEO Google Eric Schmidt menuduh raksasa teknologi China Huawei terlibat dalam beberapa praktik intelijen yang mengganggu keamanan nasional.

“Tidak ada keraguan bahwa Huawei telah terlibat dalam beberapa praktik yang tidak dapat diterima dalam keamanan nasional,” kata Schmidt kepada sebuah dokumenter BBC Radio 4.

Schmidt mengatakan adalah mungkin untuk melihat Huawei sebagai sarana ‘sinyal intelijen’ Beijing, seperti halnya GCHQ-nya Inggris, atau NSA-nya Amerika Serikat (AS).

“Tidak diragukan lagi bahwa informasi dari router Huawei pada akhirnya berakhir pada pihak yang kelihatannya adalah negara [Beijing] … Namun itu terjadi, kami yakin itu terjadi,” tegas Schmidt.

Menurut Schmidt, masalah sebenarnya dengan Huawei terletak pada tantangan bagi kepemimpinan AS yang diwakilinya, yakni sebuah perusahaan China yang beroperasi di panggung global yang sedang membangun produk yang lebih baik daripada para pesaingnya.

“Sangat penting bagi kami untuk memiliki pilihan,” ujarnya, sambil menambahkan, “Jawaban untuk Huawei … adalah bersaing dengan memiliki produk dan lini produk yang sama bagusnya.”

Sanksi Keras AS Terhadap Huawei

Wawancara itu dilakukan di tengah sanksi keras dari AS terhadap perusahaan-perusahaan China, terutama Huawei. Sanksi itu dimulai pada 2019, ketika Departemen Perdagangan AS memasukkan Huawei dalam daftar hitam-nya karena menganggap Huawei bekerja sama dengan badan intelijen China.

Baik Huawei maupun Beijing menolak keras tuduhan tersebut.

“Itu tidak benar,” ujar Victor Zhang selaku kepala Huawei di Inggris merujuk pada tuduhan AS, dilansir dari Sputnik.

“Huawei adalah perusahaan swasta, 100% dimiliki oleh karyawannya. Huawei independen dari pemerintah mana pun, termasuk pemerintah China,” tegas Victor Zhang.

Pada tanggal 3 Juni, ia juga menyebut bahwa alasan utama AS memberikan sanksi keras pada Huawei adalah karena persoalan persaingan pasar, dan bukan persoalan keamanan.

“Jelas bahwa lebih posisi pasar, daripada masalah keamanan, adalah apa yang mendasari serangan Amerika terhadap Huawei,” tegasnya.

Di samping itu, pengekangan yang dilakukan AS terhadap Huawei terjadi di tengah peninjauan kembali partisipasi Huawei dalam menciptakan infrastruktur 5G di Inggris.

Pada akhir Februari, AS memperingatkan Inggris agar mengeluarkan Huawei dari proyek pembangunan infrastruktur jaringan 5G di Inggris karena Huawei bisa membahayakan keamanan Inggris dan menghambat pembagian intelijen antara AS dan Inggris. Kemudian, pemerintah Inggris mengumumkan bahwa mereka akan memberi Huawei peran terbatas dalam membangun jaringan 5G Inggris. Dan, baru-baru ini London menekankan bahwa Huawei akan dikeluarkan dari bagian ‘inti’ dari pembangunan proyek jaringan 5G.