Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Mahasiswa UGM
(Foto: UGM)

Mahasiswa UGM Kembangkan Ekstrak Rosella dan Bekatul Beras Hitam untuk Turunkan Kolesterol



Berita Baru, Yogyakarta – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan inovasi potensi tanaman kombinasi ekstrak rosella dan bekatul beras hitam sebagai penurun kadar kolesterol. Kebiasaan masyarakat mengonsumsi makanan berminyak dan berlemak meningkatkan risiko kolesterol tinggi, memicu penyakit jantung dan stroke. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023 dan Riset Kesehatan Dasar 2018, konsumsi makanan berlemak masyarakat Indonesia meningkat dari 41,7 persen menjadi 50,4 persen, seiring peningkatan prevalensi kolesterol tinggi.

Penelitian ini diajukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Riset Eksakta (PKM-RE) UGM dan mendapat pendanaan dari Kemendikbudristek RI. Tim PKM-RE UGM terdiri dari Anggi Abdillah Surya Amni, Khoirun Nafisah (Kimia, 2022), Anes Arjuni, Luna Azahara (Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, 2022), dan Rani Mutiara (Kedokteran, 2023), dengan pendampingan Wahyu Dwi Saputra,  dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, UGM.

Anggi Abdillah Surya Amni menyatakan penelitian ini dilatarbelakangi bahaya kolesterol tinggi bagi kesehatan masyarakat.

“Kami ingin menemukan solusi yang alami dan mudah diakses oleh masyarakat untuk mengatasi masalah ini,” terang Anggi dikutip dari laman resmi UGM, Selasa (30/7/2024).

Khoirun Nafisah menambahkan, bekatul beras hitam mengandung senyawa bioaktif yang lebih banyak dibandingkan beras merah maupun putih. Bekatul memiliki senyawa metabolit sekunder berupa karotenoid, fenolik, tanin, saponin, alkaloid, dan flavonoid. Sementara rosella memiliki potensi sebagai pengikat kolesterol, antioksidan, antidiabetes, antiinflamasi, dan antihipertensi karena mengandung komponen fitokimia seperti polifenol, alkaloid, flavonoid, saponin, dan tannin. “Kami memilih bekatul beras hitam karena kandungan senyawa bioaktifnya yang tinggi. Ditambah dengan ekstrak rosella, kami berharap bisa menciptakan formula yang efektif untuk menurunkan kolesterol,” paparnya.

Anes Arjuni menjelaskan proses pembuatan formulasi untuk masing-masing ekstrak serta campuran ekstrak rosella dan bekatul dengan berbagai perbandingan. Analisis senyawa bioaktif, penurunan kadar kolesterol, dan uji sifat fisikokimia sampel menunjukkan campuran ekstrak rosella dan bekatul beras hitam dapat menurunkan kadar kolesterol hingga 68,39±0,26 persen dengan kandungan total antosianin, total fenolik, dan total flavonoid yang cukup tinggi serta kualitas serbuk yang baik.

“Hasil penelitian kami menunjukkan potensi besar dalam menurunkan kolesterol dengan bahan alami,” jelas Anes Arjuni.

Luna Azahara menyebut penemuan ini membuka peluang besar untuk memanfaatkan bahan alami dalam mengatasi masalah kolesterol tinggi. Dengan formulasi serbuk yang mudah dikonsumsi, diharapkan adanya penelitian dan pengembangan lebih lanjut terhadap produk formulasi minuman serbuk tersebut.

“Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, kami berharap temuan ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Rani Mutiara, anggota tim lainnya, berharap penelitian ini menjadi solusi untuk mengatasi masalah kesehatan melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ada di sekitar.

“Karenanya kami merasa bangga dapat berkontribusi dalam penelitian ini. Harapannya hasil penelitian kami bisa dikembangkan dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” pungkasnya.