Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menteri LHK Indonesia mengajak Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia ke salah satu titik rehabilitasi mangrove di Teluk Balikpapan pada Minggu 11 September 2022. Foto: KLHK.
Menteri LHK Indonesia mengajak Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia ke salah satu titik rehabilitasi mangrove di Teluk Balikpapan pada Minggu 11 September 2022. Foto: KLHK.

Komitmen Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, Indonesia dan Norwegia Kembali Kerjasama Bidang Hutan dan Iklim



Berita Baru, Jakarta – Indonesia dan Norwegia menandatangani nota kespahaman (MoU) di bidang hutan dan iklim, termasuk kontribusi berbasis hasil.

MoU baru itu ditandatangani langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Indonesia Ibu Siti Nurbaya Bakar dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Espen Barth Eide pada hari Senin (12/9).

MoU itu dilakukan sebagai upaya mendukung Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari Kehutanan dan Tata Guna Lahan Lainnya (FOLU).

Sebelumnya, pada Minggu (11/9), Siti Nurbaya mengajak Eide untuk mengunjungi dan melakukan penanaman mangrove di Desa Sotek, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser utara, Kalimantan Timur.

Eide memuji Indonesia karena telah mengurangi deforestasi selama enam tahun terakhir dan sekarang melaporkan tingkat terendah dalam 20 tahun.

“Indonesia memiliki hutan tropis terluas ketiga di planet ini. Deforestasi terus menurun selama beberapa tahun terakhir. Indonesia telah melaporkan bahwa deforestasi pada 2019/2020 adalah 115.500 hektar, turun hampir 90% dari 1,09 juta hektar pada 2014/2015,” tulis keterangan pers dari Kementerian Iklim dan Lingkungan Norwegia, Senin (12/9).

Kementerian Iklim dan Lingkungan Norwegia mengatakan bahwa inti dari kebijakan kehutanan Indonesia adalah “Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030”.

Rencana FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah rencana ambisius untuk mencapai net sink di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya dengan mengurangi emisi dari deforestasi, degradasi hutan dan lahan gambut yang kaya karbon serta menyerap lebih banyak karbon melalui restorasi hutan, lahan gambut dan bakau.

“Indonesia adalah pemimpin global dalam mengurangi deforestasi, memberikan mitigasi iklim dan perlindungan keanekaragaman hayati yang signifikan secara global”, kata Mr. Barth Eide.

“Keberhasilannya adalah hasil dari kebijakan pemerintah yang kuat. Hari ini kami bangga memulai kemitraan baru untuk mendukung hasil mengesankan dan rencana ambisius pemerintah Indonesia,” imbuhnya.

Sehubungan dengan MoU kemitraan hutan dan iklim, kerjasama itu mencakup model berbasis hasil, di mana Indonesia menetapkan strategi dan mengelola dana, sementara Norwegia memberikan kontribusi keuangan berbasis hasil tahunan untuk pengurangan emisi Indonesia.

Para menteri akan bertemu secara teratur untuk membahas kemitraan dan isu-isu terkait iklim dan hutan lainnya.

Inisiatif Iklim dan Hutan Internasional Norwegia (NICFI) akan menyalurkan dana langsung ke Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Indonesia, untuk mendukung implementasi Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 di Indonesia.