KLHK Jangkau Keterlibatan Anak Muda Melalui Program RGTS
Berita Baru, Jakarta – Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hidup dan Konservasi (PJLHK), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Nandang Prihadi mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya menjangkau keterlibatan generasi muda dalam pengembangan ekowisata.
Salah satunya melalui program Ranger Goes to School (RGTS), yang digagas oleh Balai Taman Nasional Komodo yang berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Pertama kali didesain oleh M. Ikbal Putera, pengendali ekosistem hutan (PEH), pada tanggal 4 Januari 2022. Melibatkan pejabat fungsional PEH, Penyuluh, dan Polhut lingkup BTN Komodo sebagai tenaga pengajar serta kawan diskusi untuk pengembangan program,” kata Nandang Kepada Beritabaru, Rabu (24/1).
Nandang menjelaskan, RGTS memberikan kesempatan kepada jagawana (ranger) untuk terjun langsung ke Institusi pendidikan mengajar materi mengenai konservasi pengelolaan ekowisata di TN.
“Dimulai dengan mendatangi sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di area Labuan Bajo dan sekitarnya satu persatu dengan membawa kegiatan untuk ditawarkan kepada masing-masing Kepala Sekolah,” terangnya.
“Aksi door to door ini dimulai sejak tanggal 5 Januari 2022 setelah mendapatkan persetujuan dan arahan dari Kepala Balai TN Komodo (Lukita Awang N.),” tambah Nandang.
Selain itu, Tim RGTS juga merancang sebuah mata ajar yang dinamakan Pendidikan Konservasi Taman Nasional Komodo dengan memuat setidaknya 12 sub mata ajar untuk 14 kali pertemuan.
“Untuk dua pertemuan lainnya diperuntukan bagi pelaksanaan ujian tengah pelajaran dan akhir pelajaran,” teranganya.
Selain itu, Nandang juga menyampaikan bahwa tim RGTS merancang bimbingan konseling yang disebut dengan ‘Kelas Inspirasi’ untuk memberikan pandang masa depan kepada peserta didiknya.
“Yang bertujuan untuk memfasilitasi pola pikir siswa setelah lulus akan berbuat apa, memberikan informasi seputar beasiswa, dan diajarkan untuk berpikir visioner untuk kebaikan diri, pendidikan, dan karirnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Nandang menyebut, tim pengajar yang terlibat tidak hanya para ranger Balai Taman Nasional Komodo, namun juga melibatkan praktisi bidang keahlian pariwisata dan manajemen bisnis di Labuan Bajo.
“Seluruh pengajar yang terlibat dalam program berkenan untuk melakukan pengajaran secara sukarela. Total terdapat 18 pengajar dari berbagai bidang keahlian,” katanya.
Menurut Nandang, RGTS memiliki 12 target sekolah. Namun tim memutuskan akan mengujicobakan program pada 3 sekolah terlebih dahulu, diantaranya SMAN 3 Komodo, SMKN 1 Labuan Bajo, dan SMKN 3 Komodo.
“Program uji coba ini dimulai sejak tanggal 31 Januari 2022 setelah mendapatkan izin dan persetujuan dari ketiga kepala sekolah target. Total jumlah siswa dari ketiga sekolah yang terlibat dalam program mencapai 502 orang pelajar, terdiri dari kelas X dan XI,” tuturnya.
Nandang menyebut, ketiga sekolah sangat mendukung pelaksanaan kegiatan RGTS. Terlihat nyata memberikan alokasi waktu khusus pada kurikulum dan jadwal ajar yang telah disusun oleh pihak sekolah sebelumnya.
“Program RGTS ini ditargetkan akan selesai pada Bulan Mei 2022 dan akan diakhiri dengan audiensi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mendapatkan masukan penyempurnaan kurikulum mata pelajaran muatan lokal,” katanya.
Tim RGTS, lanjutnya, berharap kurikulum muatan lokal yang telah diujicobakan selama kurang lebih 5 bulan dapat disahkan dan menjadi muatan lokal wajib bagi siswa SMA, SMK, dan sederajat lingkup Kabupaten Manggarai Barat pada tahun ajaran selanjutnya.
“Hal ini juga sejalan dengan perwujudan salah satu butir Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Balai Taman Nasional Komodo Tahun 2016 – 2025,” tukasnya.