Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PLTU
(Foto: Istimewa)

Klarifikasi KLHK: PLTU Bukan Penyebab Polusi Udara di Jakarta



Berita Baru, Jakarta – Polemik seputar polusi udara yang semakin parah di Jakarta memunculkan perhatian yang mendalam. Hasil penelitian terbaru dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) Indonesia mencatat bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi faktor penting di balik polusi udara yang menghantui ibu kota.

Data menunjukkan terdapat 16 unit PLTU tersebar di sekitar wilayah Jakarta, dengan 10 di antaranya berada di Banten dan sisanya tersebar di Jawa Barat. Daftar lengkap unit PLTU di sekitar ibu kota antara lain:

  1. PLTU Banten Suralaya
  2. PLTU Cemindo Gemilang
  3. PLTU Pelabuhan Ratu
  4. PLTU Merak
  5. PLTU Cilegon PTIP
  6. PLTU Jawa-7
  7. PLTU Banten Labuan
  8. PLTU DSS Serang
  9. PLTU Banten Lontar
  10. PLTU Cikarang Babelan
  11. PLTU FAJAR
  12. PLTU Pindo-Deli-II
  13. PLTU Indo Bharat Rayon
  14. PLTU Purwakarta Indorama
  15. PLTU Banten Serang
  16. PLTU Bandung Indosyntec

Namun, Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) telah memberikan klarifikasi baru terkait peran PLTU dalam polusi udara di Jakarta.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, secara tegas membantah pandangan masyarakat bahwa PLTU merupakan faktor penyebab polusi udara di Jakarta.

Dalam sebuah pertemuan di Istana Kepresidenan, Menteri Siti Nurbaya menjelaskan bahwa hasil kajian berdasarkan data satelit membuktikan bahwa uap yang dihasilkan oleh PLTU, termasuk di Cilegon, sebenarnya bergerak menuju Selat Sunda dan bukan menuju Jakarta.

“Hasil analisis dari citra satelit menunjukkan dengan jelas bahwa uap dari PLTU bergerak ke arah Selat Sunda dan tidak ada hubungan langsung dengan polusi udara di Jakarta,” ungkap Siti.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro, juga mendukung pandangan Menteri Siti Nurbaya.

“Sumber utama polusi udara di Jakarta lebih berkaitan dengan perilaku masyarakat dan penggunaan bahan bakar yang kurang ramah lingkungan,” jelasnya.

Tentunya, hal ini tidak mengabaikan pentingnya peran PLTU dalam meminimalkan dampak polusi. KLHK akan terus mempelajari dampak dari pembangkit listrik skala kecil dan individual yang menggunakan batu bara. Namun, poin utama yang ditekankan adalah perlunya perubahan perilaku masyarakat menuju bahan bakar yang lebih bersahabat lingkungan serta adopsi kendaraan listrik.

Sementara debat mengenai penyebab polusi udara di Jakarta terus berlangsung, pemerintah dan para pakar berusaha menemukan solusi efektif guna menjaga kualitas udara yang lebih bersih dan sehat di Ibu Kota.