Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pilpres AS
Presiden AS, Donald Trump maju kembali dalam Pilprs AS 2020, (Foto: Reuters).

Intelijen AS Tidak Menemukan Bukti Persekongkolan Trump dan Rusia



Berita Baru, Internasional – Para intelijen AS mengatakan kepada Fox News bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan Rusia sedang melakukan upaya khusus untuk memenangkan kembali Presiden AS Donald Trump pada Pemilihan Presiden AS 2020 ini. Mereka juga menambahkan bahwa persoalan mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS itu hanya “dilebih-lebihkan.”

Shelby Pierson sebelumnya telah memberi pengarahan kepada Kongres di House Intelligence Committee tentang adanya dugaan upaya campur tangan Rusia dalam pemilihan Presiden AS. Namun, Intelijen AS menyangkal hal itu dengan mengatakan bahwa Shelby Pierson mungkin telah melebih-lebihkan mengenai masalah ini ketika berbicara di Kongres awal bulan ini.

Seorang pejabat intelijen mengatakan kepada CNN bahwa kepribadian dari Pierson adalah “menyesatkan.” Selain itu, seorang pejabat keamanan nasional lainnya mengatakan bahwa Pierson gagal memberikan “nuansa” yang diperlukan untuk menyampaikan secara akurat kesimpulan yang dibuat oleh para pejabat intelijen AS.

Pejabat senior  keamanan nasional tersebut mengatakan kepada CNN, “Interpretasi yang lebih masuk akal dari intelijen bukanlah tentang bagaimana mereka memiliki preferensi, itu malah mengesankan kemunduran. Namun yang lebih masuk akal adalah mereka memiliki seseorang yang dapat mereka ajak bekerja sama dalam hal pembuat kesepakatan.”

Menurut Fox News, mengabaikan konteks dari pengarahan di acara House Intelligence Committee, Partai Demokrat membombardir Pierson dengan pertanyaan apakah Rusia melakukan upaya membantu pemenangan Trump.

Shelby Pierson merupakan pejabat yang ditunjuk pada Juli 2019 oleh Dan Coats selaku Direktur Intelijen Nasional. Wall Street Journal mengatakan pekan lalu, mengutip orang-orang yang akrab dengan Pierson, bahwa Pierson “memiliki reputasi buruk karena bersikap kotor dengan kata-katanya dan tidak menghargai setiap pekerjaan rumit yang berasal dari lembaga federal, bagian teknologi dan pejabat pemilu AS untuk berkolaborasi perihal keamanan pemilu.”

Laporan “menyesatkan” Pierson mengenai informasi intelijen muncul setelah New York Times dan CNN melaporkan pada awal minggu kemarin. Laporan itu mengatakan bahwa Rusia mulai ikut campur dalam pemilihan presiden 2020 untuk kembali memenangkan Trump sebagai presiden AS. Lebih lanjut, menurut laporan, Trump marah karena Kongres awal bulan kemarin tiba-tiba membahas hal itu tanpa dia ketahui.

The Washington Post juga melaporkan bahwa kampanye calon presiden dari Partai Demokrat, Senator Bernie Sanders (I-VT), didukung oleh Rusia, tanpa memberikan bukti terkait pernyataan itu. Sanders menyangkal tuduhal itu dengan mengatakan kepada portal berita itu bahwa ia tidak menerima dukungan dari Rusia.

Platform Twitter mengatakan bahwa mereka secara proaktif memantau platform media sosial “untuk mengidentifikasi upaya manipulasi platform dan memitigasi mereka.” Jikalau ada, Twitter akan menyampaikan informasi itu. Sementara itu, Facebook mengatakan mereka tidak memiliki bukti adanya kaitan antara Rusia dengan pendukung kampanye Sanders.

Trump Sebut Tuduhan sebagai Hoax Nomor 7

Presiden AS yang geram dituduh demikian, mencuit di Twitter pada hari Jumat (21/2) dan menantang lagi terkait tuduhan itu dengan menyebut tuduhan bantuan Rusia dalam pemilihan mendatang sebagai hoaks.

Trump Tweet: Kampanye salah informasi lainnya diluncurkan oleh Partai Demokrat di Kongres yang mengatakan bahwa Rusia lebih memilih saya daripada kandidat Demokrat yang setelah dua minggu menghitung suara mereka di Iowa tidak mampu melakukan apa-apa. Hoaks nomor 7!

https://twitter.com/realDonaldTrump/status/1230879049460764672?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1230879049460764672&ref_url=https%3A%2F%2Fsputniknews.com%2Fus%2F202002241078389647-us-intelligence-no-evidence-russia-helping-trump%2F

Tuduhan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden tahun 2016 dalam rangka memenangkan Trump sebagai presiden AS telah memicu penyelidikan Penasihat Khusus Robert Mueller.

Pada April 2019, Mueller merilis laporan akhir tentang dugaan kolusi Trump-Rusia. Namun, Mueller menyimpulkan bahwa tidak ada bukti konspirasi antara Trump dan Rusia, juga tidak ada indikasi bahwa Rusia entah bagaimana merusak atau memanipulasi hasil pemungutan suara.

Sementara itu, para pejabat Rusia juga telah berulang kali menolak tuduhan ikut campur dalam pemilihan umum atau urusan dalam negeri AS atau negara mana pun. Mereka menyebut tuduhan itu “tidak masuk akal” dan tuduhan itu tidak akan terbukti.


PenerjemahIpung
SumberSputnik News