Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Hasil Penelitian Ungkap Komodo akan Punah Tahun 2050
Komodo di Indonesia, Sumber dari : Dailymail.co.uk

Hasil Penelitian Ungkap Komodo akan Punah Tahun 2050



Beritabaru, Australia – Komodo, atau yang biasa dikenal sebagai kadal terbesar di dunia ini, dikabarkan akan mengalami kepunahan di tahun 2050.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, di Indonesia, hewan langka ini memiliki habitat alam asalnya dan penangkaran yang berada di pulau wilayah tengah Indonesia yaitu di Pulau Komodo, Gili, Rinca dan Flores.

Namun sayangnya, peneliti di Australia menemukan kemungkinan bahwa kadal raksasa tersebut akan punah di tiga pulau (Gili Dasami, Gili Montang dan Flores) pada tahun 2050 mendatang.

Penelitian dilakukan atas dasar data pemantauan Komodo dan statistik iklim dan alam di ketiga pulau tersebut. Pada Akhirnya menemukan model penelitian mengenai Komodo yang dilabelkan sebagai hewan langka saat ini akan punah di tahun 2050.

Saat ini hanya tersisa sekitar 4000 komodo di pulau habitat asli mereka. Perubahan iklim, peningkatan suhu wilayah dan penipisan kawasan hutan kedepannya sedikit demi sedikit akan terus menggerus habitat asli mereka.

Alice Jones, Ahli ekologi spatial Universitas Adelaide mengatakan ; “perubahan iklim akan menyebabkan penurunan secara drastis terhadap habitat asli Komodo. Hal ini secara perlahan menurunkan jumlah populasi mereka dalam beberapa dekade kedepannya,” Jumat (15/11).

“Pada nyatanya strategi konservasi yang ada saat ini tidak cukup untuk mencegah pengurangan populasi spesies tersebut karena perubahan iklim”

Ia menambahkan, untuk meminimalisir dampak dari perubahan iklim terhadap Komodo, dapat dilakukan dengan melakukan Intervensi. Seperti berupa menciptakan lokasi cadangan baru didalam area yang sesuai dengan habitat asli mereka.

Menurut model penelitian, Komodo mungkin butuh untuk direlokasi di wilayah yang tidak terdampak hebat terhadap perubahan iklim kedepannya, jika mereka tidak sanggup untuk bertahan di habitat asli mereka.

Hal ini juga turut menjadi perhatian Deni Purwandana selaku Koordinator Program Kelangsungan Hidup Komodo ; “ Keparahan dan tingkat keluasan tindakan manusia yang berdampak pada populasi komodo, khususnya di Pulau Flores, baru saja disadari belakangan ini” Jumat, (25/11)

“Memiliki wawasan tentang dampak perubahan iklim di masa depan memberikan kemungkinan baru untuk bekerja dengan lembaga konservasi dan masyarakat lokal untuk menemukan solusi di lapangan yang akan mengurangi dampak perubahan iklim dan ancaman lain terhadap komodo dan habitatnya”.