Gowes Tilik Desa, Gus Bupati Gresik Minta Pemdes Suci Kembangkan Potensi Wisata Sendang Sono
Berita Baru, Gresik – Sejak ditetapkan oleh KPU Gresik sebagai bupati terpilih hasil Pilkada Kabupaten Gresik tahun 2020, Fandi Ahmad Yani yang akrab disapa Gus Yani aktif melaksanakan program “Tilik Desa” setiap hari Sabtu pagi, sambil gowes bersama warga dan perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat.
Kali ini, lokasi yang dipilih adalah Desa Suci Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Bersama perangkat desa, anggota DPRD Gresik dari PPP Khoirul Huda, Gus Farhat putera KH Masbuchin Faqih (Ponpes Mambaus Sholihin) dan warga Suci yang hobby Gowes. Rute yang dilalui Gus Yani bersama rombongan diawali dari kantor Balai Desa Suci, Perum GSP, Perum PPS, hingga bukit kapur Kidang Kuning.
Di sela-sela perjalanan, Gus Yani juga menyempatkan mampir ke Pasar Perum GSP yang dikelola takmir Masjid Al Amin. Selanjutnya, mantan ketua DPRD Gresik itu juga melihat Sendang Sono Suci.
“Saya sarankan Sendang Sono ini dialihfungsi menjadi kolam renang anak-anak yang dikelola BUMDes, sehingga bisa sarana rekreasi warga dan bisa menambah potensi pendapatan desa Suci,” kata Gus Yani dihadapan perangkat Desa Suci.
Pertimbangan lain agar dilakukan alih fungsi salah satu situs kearifan lokal itu karena sendang tersebut sudah tidak ada sumber airnya sehingga tidak terawat. Padahal bisa dimanfaatkan untuk sarana rekreasi tanpa merusak situs sejarah dan bisa meningkatkan kesejahteraan warga.
Potensi lain yang dilihat langsung Bupati Gresik terpilih yang akan dilantik pada 17 Februari mendatang, yakni bukit kapur Kidang Kuning.
“Potensi bukit ini kalau dipoles sungguh luar biasa. Selain bisa jadi destinasi wisata juga bisa jadi bumi perkemahan karena lokasinya sangat memungkinkan. Secepatnya ajukan proposal biar segera terealisasi,” pinta Gus Yani.
Ia mengakui program Gowes Tilik Desa ini bertujuan untuk melihat langsung potensi desa yang ada di Kabupaten Gresik. Sebab Desa merupakan pemerintahan paling bawah sekaligus garda terdepan pembangunan.
“Saya optimis jika setiap desa memiliki BUMDes yang mampu mengelola potensi ekonomi desa dengan baik, maka pembangunan akan bisa dinikmati manfaatnya oleh masyarakat. Minimal BUMDes bisa menggali pendapatan desa Rp.300 juta pertahun, tentu APBD akan bisa lebih fokus untuk menangani persoalan masyarakat yang lebih besar,” tutup Gus Yani.