Duduki Posisi Strategis, Mahfud MD Dorong Kaum Santri Bangun NKRI
Berita Baru, Jakarta – Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan bahwa dalam beberapa dekade terakhir ini mobilitas kaum santri berjalan cepat dan positif di Indonesia.
Menurut Mahfud, posisi yang sampai tahun 1970-an sulit diduduki dan tidak terbayangkan bisa diduduki oleh lulusan pesantren, ternyata sekarang sudah banyak yang bisa diduduki oleh kaum santri.
“Lihatlah sekarang ini, orang yang lulusan pesantren seperti Prof. Mohammad Nasih bisa jadi Rektor Unair. Lihat juga para wakil rektor dan guru besar yang ada di sini, banyak yang berlatar belakang santri,” kata Mahfud MD dalam siaran persnya.
Hal itu diungkap Menko Polhukam Mahfud pada acara “Silaturrahim Menko Polhukam dengan Rektor, Guru Besar, Senat Akademik, dan Dekan” di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Sabtu (23/10) kemarin.
Acara silaturrahim itu dipimpin langsung oleh Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih dengan virtual hybrid yang dikunjungi secara luas oleh masyarakat melalui akses kanal Youtube, Instagram live, dan Twitter space.
Mahfud menyampaikan, kata santri tidak hanya dikaitkan dengan orang yang hanya lulus pondok pesantren, tetapi dinisbahkan kepada orang-orang Islam yang rajin melaksanakan ajaran agamanya, maka mobilitas vertikal itu menjadi tampak lebih besar.
“Di kabinet sekarang saja, misalnya, banyak menteri dan pejabat setingkat menteri yang taat beribadah tanpa ragu atau malu untuk melaksanakannya,” ujarnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini juga menuturkan, yang tak terbayangkan pada awal tahun 1970-an itu, ternyata santri-santri sekarang sudah merangsek ke berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Sekarang banyak yang menjadi profesor, perwira tinggi TNI-Polri, dokter, insinyur, ahli hukum, politisi, birokrat, dan sebagainya,” terangnya.
Dalam merefleksikan Hari Santri Nasional yang bertema “Peran Perguruan Tinggi dalam Internalisasi Ideologi Pancasila” ini, Mahfud meminta kaum santri terus berprestasi membangun bangsa dengan penuh persaudaraan dan toleransi sesuai dengan ideologi Pancasila.
Dalam Silaturrahim dengan Dewan Guru Besar Unair itu, lulusan Ponpes Almardhiyyah di Pamekasan, Madura ini berpesan agar kaum santri tetap merawat NKRI dengan moderasi beragama atau Wasathiyyah Islam.