Distribusi Logistik Wilayah Indonesia Timur Berjalan Normal
Berita Baru, Jakarta – Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Capt. Wisnu Handoko mengemukakan, pendistribusian logistik ke Indonesia bagian timur melalui Tol Laut berjalan normal di masa Pandemi Covid-19. Begitupun dengan harga kebutuhan pokok di wilayah tersebut masih terpantau normal.
“Pemerintah telah menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana untuk memudahkan pendistribusian logistik ke wilayah timur, sehingga konektivitas kapal tol laut khususnya yang menyinggahi Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku tetap berjalan,” ujar Wisnu dalam keterangan tertulis Minggu (17/5).
Wisnu menjelaskan bahwa resume kedatangan kapal, volume penumpang dan muatan di suatu pelabuhan pada masa Pandemi Covid-19 sangat tergantung pada penerapan kebijakan pembatasan transportasi laut yang dilakukan daerah.
Secara umum, permintaan pengiriman barang memang turun akibat menurunnya perdagangan domestik. “Terutama setelah adanya pemberlakuan pembatasan daerah, terjadi trend penurunan jumlah ship call volume muatan dan penumpang kapal barang. Tapi ada kecenderungan meningkat pelan setelah SE Nomor 4 Tahun 2020 Gugus Tugas diberlakukan,” jelasnya.
Namun khusus untuk kapal tol laut, dari data yang masuk melalui aplikasi LCS (Logistic Comunication System), volume muatan tol laut logistik pada bulan Januari-April 2020 terpantau mengalami peningkatan.
Pihaknya bersama Kementerian/Lembaga terkait terus melakukan supervisi yang ketat terhadap distribusi barang pokok dan penting, dan harga supaya kenaikan bisa terkontrol dalam batas wajar.
Selain itu, untuk memaksimalkan pengiriman barang, saat ini kapal penumpang juga bisa dimanfaatkan daerah untuk mengangkut logistik sehingga ketersediaan barang kebutuhan pokok dapat lebih merata di seluruh wilayah.
“Tol laut secara langsung memberikan dampak bagi masyarakat di mana ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting lebih terjamin. Tol laut juga mampu mengurangi fluktuasi harga antar waktu dan disparitas harga, serta memfasilitasi pemasaran produk unggulan daerah,” ucap Wisnu.
Kementerian Perhubungan melalui Kantor KSOP di daerah juga ikut melakukan pemantauan harga barang pokok dan barang penting di daerah masing-masing, termasuk barang-barang yang diangkut kapal tol laut ataupun hasil komoditi daerah. Secara umum, disparitas harga di beberapa daerah yang disinggahi tol laut berhasil ditekan.
“Dari hasil pemantauan langsung beberapa KSOP di wilayah timur, dilaporkan harga-harga kebutuhan pokok yang dijual di masyarakat cenderung stabil,” katanya.
Misalnya di daerah Fak-Fak, harga cabe rawit Rp40.000/kg (stabil) dan cabe keriting Rp30.000/kg (stabil). Di Sorong cabe rawit Rp25.000/kg s.d. Rp35.000/kg (stabil), dan cabe keriting Rp25.000/kg (stabil), juga di Manokwari harga cabe rawit dan cabe keriting stabil di harga Rp30.000/kg.
Begitupun dengan harga bawang. Di Oransbari dan Jayapura, harga bawang putih masih stabil di harga Rp55.000/kg dan bawang merah Rp60.000/kg. Sementara di Merauke, harga bawang putih Rp45.000/kg (stabil) dan bawang merah Rp40.000/kg (stabil).
“Tak hanya semata untuk menekan disparitas harga antar daerah, tol laut juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengoptimalkan muatan balik kapal sehingga produk asli daerah setempat dapat dipasarkan luar pulau,” pungkas Wisnu. [*]