Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Di Selasar Rumahmu Malam Ini | Puisi-Puisi Isbedy Stiawan ZS
Ilustrasi: santucciselene

Di Selasar Rumahmu Malam Ini | Puisi-Puisi Isbedy Stiawan ZS



LELAKI YANG BERTAHUNTAHUN
TELAH MENIDURI PEREMPUAN ITU

lelaki yang bertahuntahun telah
meniduri perempuan itu, istrinya,
suatu malam memergoki tanda
di leher perempuan di sebelahnya

“tanda apa dan sisa dari perjalanan
kapan. apakah itu tanda untukku
ke sorga setelah aku mati?” tanya
pada dirinya. membatin

perempuan yang ditidurinya telah
bertahuntahun itu tidak terusik,
bahkan dengkurnya seperti ingin
mengalahkan mesin pendingin
kamar yang dibeli 15 tahun lalu;
— sudah ringkih, itu dari suara
mesin pendingin. tertatih merayapi
waktu bersama kami —

ketika perempuan yang ditiduri
sudah lama terbangun, ia ingin
menanyakan tanda serupa tahilalat
persia di leher kiri itu. tapi ia
urungkan. “bagaimana kalau dia
tak menerima. malam yang sunyi
akan jadi gaduh,” ia membatin lagi

lelaki itu memang ditakdirkan selalu
tak berdaya jika dihadapi pada
perempuan yang berang. meski ia
bisa jadi kuda liar saat di sabana
percintaan

sampai akhirnya ia lupakan tanda
di leher perempuan yang ditiduri
sudah lama sekali. biarlah jika
jadi kunang, dia ingin cahayanya
menerangi jalannya

sampai..

ia pun lupa, yang di sebelahnya bekas
kekasihnya, dan tanda itu sisa ciuman
sebelum dibawanya ke pelaminan…

2021-2022

BAGAIMANA MUNGKIN KUHIMPUN
CERITA DI BAWAH CUACA BEGINI

aku ingin terbang saja
migrasi ke lain tempat
sebab tak kutemui lagi
taman untuk kecupan
ataupun bercerita tentang
kupukupu, burung, kumbang,
atau dedauan yang menari
oleh angin dan luruh
karena cuaca — bahkan, setiap
baru kususun ucapan,
seribu palang menahan! —

bagaimana mungkin kuhimpun
cerita di bawah cuaca begini
dan ancaman maki?

HUJAN SANGAT GADUH

di sini hujan sangat gaduh
sedang kau menyukai hening
duduk memandangi kabut
atau cuaca yang bermusuhan

2022

DI SELASAR RUMAHMU MALAM INI

di selasar rumahmu. malam. di depan
kita sebuah taman tak besar
kolam kecil, ikanikan itu ingin
mengusik. – “kita tak lagi bercinta,
kecuali merinci banyak duka.” –
tapi, untuk kedukaan itu kuajak
kau tertawa. meski tak raguragu
memaknai tawa kita,

selain di meja masih ada rokok,
segelas minuman. selebihnya,
sajian puisipuisi. beberapa buku
bergelayut di benak, dari minyak
goreng, pandemi, vaksin 3 sesi

aih! bukankah kita akan lalui
perjalanan luar kota? kau sebut,
“sesekali piknik, jemu juga
di rumah.” hanya menghitung
katakata, merangkai kalimat,
membaca rekening tagihan, juga
memandangi wajah yang itu saja
di selasa rumahmu. memandang
kolam kecil, tumbuhan bonsai,
dan ikanikan yang menari

– mereka tak punya tagihan utang,
rekening yang tertunda, dan… –

10 Juni 2022

KAU SELALU PILIH POHON
SI SEBERANG SUNGAI

kau senantiasa mencari pohon
di seberang sungai. Untukmu
bergantung atau berayunayun
walau di sebelahmu pohon
yang sama tegak. kuat jika
cabangnya buatmu bergayut

tapi, katamu, pohon yang
tumbuh di seberang untuk
gantung amat mendekat
pada gemintang. “bukankan aku
ingin terbang ke bintang,
piknik ke kotakota berwarna?”
ujarmu,

lalu kau selalu pilih pohon
di seberang sungai. Bergantung
dan berayun. sampai kau tak
lagi punya pijak;

dicumbu. dirayu!

2021/2022

AGAR HAMBA BISA DITEMUKAN

biar hamba kembali ditemukan
jangan hanyutkan hamba yang jauh
atau dikaramkan seperti anak nuh
maupun firaun di laut merah

jika hamba tak pernah ingkar
sangkutkan di akarakar
atau sandarkan hamba
di tempat yang bisa dibaca

agar hamba bisa ditemukan
tunjukkan mata orangorang
ke tubuh hamba yang terang

Aamiin

2022

MENULIS PERJALANAN

kau telah masuk ke tubuhku
ingin pula menjadi katakata
ke mana aku pergi, kau pun
menyertai. seperti sejoli,
kau puisi dan aku baitbaitnya;
mengekal dalam cinta kasih
senyum – kecupan. jika pun
lelah, istirah di antara gejolak
pakansi dan hasrat di dalam
kalimat.                     cinta?

     — kaulah yang memilih,
     aku hanya jemari. menulis
     perjalanan ini —

ke berbagai kota.    bahagia?

     — akulah asmara, kau hanya
     impian. akan geliat jika
     ada puisi —

28 Desember 2021


Isbedy Stiawan ZS adalah sastrawan asal Lampung dan alumni Forum Puisi Indonesia 87 yang masih produktif sampai kini. Buku-buku dan karya puisinya kerap memenangkan lomba/sayembara, atau masuk nomine. Tahun 2022 ia meluncurkan dua buku puisi terbitan Siger Publisher, yakni Nuwo Badik, dari Percakapan dan Perjalanan dan Mendaur Mimpi Puisi yang Hilang. Selain itu, manuskrip kumpulan puisinya Biografi Kota dan Kita tengah menunggu terbit oleh Basabasi, Yogyakarta. Serta Memasuki Tubuh Anakanak pada Juni 2022  ini diterbitkan Dunia Pustaka Jaya.