Daesh Mengklaim Bertanggung Jawab atas Pembunuhan Terhadap Utusan Pakistan di Kabul
Berita Baru, Internasional – Pada Minggu (4/12), Perwakilan Khusus Pakistan untuk Afghanistan, Mohammad Sadiq, mengatakan bahwa Islamabad menghubungi Taliban untuk memverifikasi kebenaran klaim kelompok tersebut.
Seperti dilansir dari Sputnik News, Daesh mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris di misi diplomatik Pakistan di Kabul pada hari Jumat (1/12).
Pernyataan tersebut mengklaim bahwa dua teroris yang bersenjatakan senapan sniper dan senjata lainnya melakukan serangan tersebut, di mana seorang penjaga Pakistan yang ditempatkan di tempat diplomatik menderita luka tembak di dadanya. Petugas keamanan yang terluka saat ini sedang memulihkan diri dari luka-lukanya, menurut Islamabad.
Serangan itu digambarkan oleh Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, sebagai “upaya pembunuhan pengecut” terhadap Ubaid-ur-Rehman Nizamani, Kepala Misi Islamabad di Kabul. Nizamani lolos dari tawaran karena penjaga keamanan yang menembakkan peluru ke dadanya untuk menyelamatkan nyawa diplomat, kata Sharif.
Serangan teroris tersebut telah dikutuk oleh Taliban juga.
Selama panggilan telepon antara Menteri Luar Negeri Pakistan, Bilawal Bhutto Zardari dan Menteri Luar Negeri Sementara Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, diplomat Taliban meyakinkan Islamabad bahwa para pelaku serangan keji ini akan segera diadili.
Menurut kementerian luar negeri Pakistan, Zardari memperingatkan Muttaqi bahwa Taliban harus mencegah para teroris merusak hubungan antara Pakistan dan Afghanistan.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengutuk serangan itu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Jumat, 15 anggota Dewan Keamanan yang terdiri dari lima negara tetap PBB juga meminta Taliban untuk memastikan keselamatan dan keamanan misi dan konsulat diplomatik asing yang beroperasi di Afghanistan, sejalan dengan Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik dan Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler.
Pakistan adalah salah satu dari sedikit negara anggota PBB yang mempertahankan kehadiran diplomatik di Afghanistan sejak Kabul diambil alih oleh Taliban pada Agustus 2021. Namun, seperti semua negara PBB lainnya, Islamabad belum secara resmi mengakui pemerintahan Taliban.