Cuaca Mulai Ekstrim, Gus Menteri Minta Desa Siapkan Dana Antisipasi Terjadi Bencana
Berita Baru, Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta kepada seluruh kepada desa untuk menyiapkan atau mengalokasikan anggaran yang berasal dari dana desa digunakan sebagai upaya mengantisipasi bencana angin kencang, angin dan hujan lebat yang berdampak terjadinya bencana banjir dan longsor.
“Dana Desa dapat digunakan untuk mendanai berbagai langkah antisipasi maupun penanganan bencana,” kata Abdul Halim Iskandar dalam konferensi pers secara virtual dari Kantor Kemendes PDTT pada Senin (19/10).
Abdul Halim Iskandar atau yang akrab disapa Gus Menteri ini menyampaikan bahwa kondisi alam cukup mengkhawatirkan karena adanya angin kencang, hujan lebat yang berdampak terjadinya banjir dan longsor perlu segera diantisipasi.
“Pada saat ini kita mengenal adanya badai La Nina yaitu angin kencang yang membawa udara nasahdan musim hujan sudah diulai sejak september pancaorobanya tidak berhenti dan tentu ini akan berakibat pada meningkatnya potensi bencana angin kencang, banjir dan tanah longsor. Karena itu perlu dilakukan antisipasi terkait dengan berbagai hal yang bisa berdampak pada timbulnya bencana agar bisa tertangani,” katanya.
Lebih lanjut, Gus Menteri menyampaikan telah mengambil langkah-langkah taktis dan strategis antara lain dengan berkirim surat ke kepala desa, pendamping desa, tokoh desa terkait antisipasi bencana angin, banjir dan longsor. Adapun langkah-langkah yang wajib dilakukan diantaranya yakni membersihkan saluran air, memperkuat penahan banjir dan longsor, membuat atau memperbarui tanda jalur evakuasi dan lain-lain dengan pola Padat Karya Tunai Desa (PKTD).
“Masih ada dana yang tersedia di desa setelah digunakan BLT, sisa dana itu bisa dimanfaatkan untuk PKTD,” katanya.
Langkah antisipasi lainnya kata Gus Menteri yakni mendata warga desa yang tinggal dilokasi rawan bencana seperti bantaran sungai diatas tebing, dibawah tebing, perbukitan yang gundul dan lain-lain. Selain itu, Gus Menteri meminta agar desa juga menyediakan lokasi penanganan korban bencana didekat daerah rawan bencana agar memudahkan dan mempercepat proses evakuasi.
“Kita juga mengingatkan apapun bencana alam yang kita antisipasi jangan melupakan situasi yang masih kita hadapi saat ini yakni bencana non alam yakni Covid 19. itulah makanya, penanganan bencana tetap harus memperhatikan protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak, jaga kebersihan serta hindari kerumunan. Kita juga meminta agar segera melaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ketika terjadi bencana didesa,” katanya.
Berdasarkan data kondisi kebencanaan desa setahun terakhir terdapat 3.138 desa yang terdampak angin kencang, 9.901 desa yang terdampak banjir, 878 desa yang terdampak banjir bandang dan 4.971 desa yang terdampak longsor.
“Untuk kondisi mitigasi bencana diantaranya yakni peringatan dini bencana alam ada 4.547 desa, perlengkapan keselamatan seperti perahu karet tenda, masker dan lain-lain itu ada 1.788 desa, jalur evakuasi bencana itu ada 4.079 desa, dan normalisasi sungai, tanggul, parit, drainase, embung di 21.466 desa,” katanya.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dalam hal mengantisipasi bencana didesa selain mengingatkan kepala desa juga menyajikan informasi cuaca ekstrem melalui website https://kemendesa.go.id supaya bisa dilihat dibaca dan kemudian menjadi warning bagi kepala desa dan lainnya.
“Tidak hanya itu, secara aktif kita punya tim sapa desa Kemendes PDTT yang menyampaikan peringatan dini, jadi peringatan dini adanya angin kencang, hujan lebat dan banjir yang dikeluarkan BMKG kita transformasikan dalam bentuk kerja aktif dengan kita menginformasikan langsung kepada kepala desa maupun pegiat desa lainnya agar peringatan dini ini bisa segera diantisipasi,” katanya.