Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Arunachal Pradesh
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengakui wilayah yang bernama Arunachal Pradesh sebagai wilayah India. Foto: VCG via GT.

China: Arunachal Pradesh Bukan Bagian Dari India



Berita Baru, Internasional – China menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengakui wilayah yang disebut ‘Arunachal Pradesh’ sebagai wilayah India.

Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers di Beijing, Senin (7/9).

“China tidak pernah mengakui apa yang disebut ‘Arunachal Pradesh’, yang merupakan wilayah selatan Tibet China,” kata Zhao, dilansir dari AA News.

Wilayah Arunachal Pradesh dengan populasi hampir 1,8 juta termasuk wilayah yang disengkatakan oleh China dan India, India mengatakan wilayah itu bernama Arunachal Pradesh, sementara China menyebut wilayah itu Tibet Selatan.

Pernyataan Zhao itu muncul pada saat kedua negara terkunci dalam pertikaian militer yang serius di daerah Ladakh, terutama wilayah Jammu dan Kashmir yang disengketakan sejak Juni kemarin.

Kedua negara telah berkonflik di wilayah tersebut karena China mengklaim kedaulatan atas Arunachal Pradesh yang berada di bawah kendali efektif India.

Namun, pernytaan Zhao itu lebih ditunjukkan sebagai tanggapan atas ‘tuduhan’ India pada China terkait hilangnya lima orang India dari wilayah tersebut.

Pada hari Minggu (6/9), seorang menteri di pemerintahan Narendra Modi, Kiren Rijiju, mengatakan bahwa Angkatan Darat India telah menghubungi rekan-rekan mereka di China atas laporan bahwa lima penduduk desa dari Arunachal Pradesh diduga ‘diculik’ oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) pada 4 September. Rijiju sendiri merupakan anggota parlemen dari Arunachal Pradesh.

“Kami belum memiliki rincian untuk dirilis tentang pertanyaan tentang tentara India yang mengirim pesan ke PLA tentang lima orang India yang hilang di wilayah itu,” tambah Zhao.

AS Menghancurkan Pasar bebas

Selain memberikan tanggapan atas hilangnya warga India itu, Zhao juga mengecam Washington karena, apa yang disebutnya, ‘menghancurkan pasar bebas, netralitas persaingan, semangat supremasi hukum, dan norma-norma internasional, yang secara tradisional dibanggakan oleh AS.’

Karena itu, Zhao mendesak komunitas internasional untuk menanggapi langkah-langkah AS yang mengganggu ‘pasar bebas’.

Zhao mengatakan China sangat menentang penyalahgunaan konsep keamanan nasional AS, memberlakukan berbagai pembatasan pada perusahaan China tanpa bukti, yang merupakan hegemoni murni.

Pernyataan Zhao itu muncul sebagai tanggapan atas tindakan AS baru-baru ini terhadap pembuat chip China SMIC.

“Dengan menolak untuk bersaing secara adil dan transparan, AS mencoba memanfaatkan kekuatannya sendiri untuk menciptakan dunia seperti itu pada ‘1984’ George Orwell dan mengekspornya ke abad ke-21,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, menanggapi ‘komentar kotor’ oleh beberapa politisi AS terhadap China.