BI Dorong Inovasi Digital dan AI untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Berita Baru, Jakarta – Bank Indonesia (BI) menghadapi tantangan besar dalam mengadopsi digitalisasi dan memitigasi risiko yang terkait guna menjaga stabilitas perekonomian. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan pentingnya inovasi digital, termasuk pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Pernyataan ini disampaikannya dalam Konferensi Internasional dan Call for Papers ke-18, yang bertema “Policy Innovation in a Turbulent World: Embracing Digitalization and Artificial Intelligence Amid Global Uncertainty,” di Jakarta pada 29 Juli 2024.
Dalam acara tersebut, Perry menekankan bahwa digitalisasi merupakan kunci utama dalam kebijakan Bank Indonesia.
“Digitalisasi menjadi kunci utama dalam bauran kebijakan Bank Indonesia terutama untuk mendorong kemajuan sistem pembayaran,” ujarnya.
Menurutnya, Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) yang telah dikembangkan sejak 2019 akan dilanjutkan dengan peluncuran BSPI 2030 yang berfokus pada beberapa aspek penting, termasuk memperkuat infrastruktur sistem pembayaran dan mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC).
Konferensi BMEB ke-18 ini menjadi forum strategis untuk membahas tantangan dan risiko penggunaan AI dalam kebijakan, serta mengembangkan inovasi berbasis AI untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi kebijakan.
“Mari kita gunakan platform konferensi tahunan ini untuk berkolaborasi, berinovasi, dan menetapkan resep ekonomi yang efektif menuju ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Perry Warjiyo.
Sebagai bagian dari Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI), yang akan dibuka pada 1 Agustus 2024, konferensi ini juga diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang optimal untuk mendukung visi Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi pada 2045.