Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Beijing Aktifkan Mode Siap Perang, Tensi Perang Dagang China-AS Kian Panas
Beijing Aktifkan Mode Siap Perang, Tensi Perang Dagang China-AS Kian Panas

Beijing Aktifkan Mode Siap Perang, Tensi Perang Dagang China-AS Kian Panas



Beritabaru.co – Situasi geopolitik dan ekonomi dunia kembali memanas setelah China dilaporkan memerintahkan seluruh pejabat sipilnya berada dalam kondisi siap perang. Keputusan drastis ini datang sebagai respons terhadap eskalasi perang tarif dengan Amerika Serikat, menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memicu ketegangan dagang kedua negara.

“Sebagai bagian dari sikap ‘siap perang’ birokrat di kementerian luar negeri dan perdagangan telah diperintahkan untuk membatalkan rencana liburan dan tetap menyalakan telepon seluler sepanjang waktu,” kata dua orang sumber kepada Reuters, Minggu (13/4/2025).

Langkah siap perang ini memicu respons diplomatik agresif dari Beijing yang kini mencoba membangun poros anti-tarif dengan menggandeng negara-negara lain yang juga terdampak kebijakan Trump.

China dalam kondisi siaga perang lwan AS

Kebijakan siap perang bukan hanya langkah simbolik. Departemen luar negeri dan perdagangan China memperkuat divisi mereka yang berfokus pada Amerika Serikat.

“Departemen-departemen yang meliput AS juga telah diperkuat, termasuk dengan pejabat yang bekerja pada respons Tiongkok terhadap masa jabatan pertama Trump.”

Birokrat China bahkan terlibat aktif mengirim surat kepada berbagai negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan sekutu lama AS di Eropa, guna membentuk aliansi diplomatik yang menentang tarif sepihak dari Washington.

Saling balas tarif pun terjadi: AS menetapkan tarif 145% atas barang-barang China, dan China membalas dengan tarif 125% atas produk-produk AS.

Krisis tarif jadi faktor utama

Meski bersikap siap perang, Beijing menegaskan bahwa perang dagang bukan keinginan utama mereka.

“Jika AS mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kebaikan publik komunitas internasional dan mengorbankan kepentingan sah semua negara demi hegemoninya sendiri, pasti akan menghadapi tentangan yang lebih kuat dari komunitas internasional,” ujar seorang juru bicara Kedubes China di Washington.

Pakar hubungan internasional Zhao Minghao dari Universitas Fudan menilai bahwa pendekatan Trump—termasuk keinginannya bertemu langsung dengan Xi Jinping—tidak sejalan dengan proses pengambilan keputusan politik dalam sistem pemerintahan China. Ini membuktikan konsistensi China untuk tetap berdiri kokoh di tengah arus tekanan global dan persaingan dengan Amerika Serikat.