AS Jatuhkan Sanksi Pada Jaringan yang Dukung Program Drone Iran
Berita Baru, Washington – Amerika Serikat (AS) jatuhkan sanksi pada jaringan pengadaan yang dituduh mendukung program drone dan militer Iran, Rabu (19/4).
Sanksi itu menargetkan perusahaan dan pemasok di China, Iran dan di tempat lain dalam tindakan baru yang bertujuan untuk meningkatkan tekanan pada Teheran.
Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan pada Rabu (19/4) mengatakan pihaknya menjatuhkan sanksi pada kepala Pardazan System Namad Arman (PASNA) Iran.
PASNA sudah berada di bawah sanksi AS. Tapi sanksi baru itu juga menyasar perusahaan dan pemasok entitas di Iran, Malaysia, Hong Kong, dan China yang dikatakan Washington telah memungkinkan pengadaan barang dan teknologi PASNA.
Ini menandai langkah terbaru Washington yang menargetkan industri kendaraan udara tak berawak (UAV) Iran.
“Jaringan yang dikenai sanksi hari ini telah mendapatkan barang dan teknologi untuk pemerintah Iran dan industri pertahanannya serta program UAV,” kata Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan, Brian Nelson, dalam pernyataan itu, dikutip dari Reuters.
“Treasury (Departemen Keuangan AS .red) akan terus memberlakukan sanksi terhadap upaya pengadaan militer Iran yang berkontribusi pada ketidakamanan regional dan ketidakstabilan global.”
Misi Iran untuk PBB di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Departemen Keuangan menargetkan direktur pelaksana PASNA, menuduhnya bertanggung jawab atas upaya penghindaran sanksi perusahaan.
Dikatakan dia menggunakan perusahaan depan untuk mencari berbagai komponen elektronik dari pemasok yang berbasis di China.
Tiga pemasok PASNA yang berbasis di China juga menjadi sasaran dalam aksi hari Rabu bersama sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong, sebuah perusahaan depan yang berbasis di Malaysia dan satu yang berbasis di Iran.
Langkah tersebut membekukan aset AS dari mereka yang terkena sanksi dan umumnya melarang orang Amerika untuk berurusan dengan mereka. Mereka yang melakukan transaksi tertentu dengan mereka juga berisiko terkena sanksi.
Langkah terbaru AS melawan Iran datang ketika upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 terhenti dan hubungan antara Republik Islam dan Barat menjadi semakin tegang ketika pasukan keamanan Iran dengan keras menghentikan protes setelah kematian seorang wanita Kurdi dalam tahanan. polisi moral September lalu.