AS dan Israel Bersepakat Membentuk Kerja Sama Melawan Ancaman Iran
Berita Baru, Internasional – Pada hari Selasa (27/4), perwakilan AS dan Israel bertemu langsung di Kedutaan Besar Israel di Washington, DC, untuk membahas dugaan upaya nuklir Iran. Keduanya berbagi informasi terkait masalah keamanan yang, tidak dapat dibahas dengan sekadar pertemuan virtual.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Israel, Meir Ben-Shabbat, dan beberapa pejabat lainnya dari kedua negara setuju bahwa mereka harus membentuk kelompok kerja antar-lembaga untuk melawan ancaman Kendaraan Udara Tak Berawak dan Rudal Pemandu Presisi yang diproduksi oleh Iran dan diberikan kepada proxynya di Kawasan Timur Tengah.
Menurut pembacaan Gedung Putih pada pertemuan 27 April, seperti dilansir dari Sputnik News, perwakilan kedua negara sepakat bahwa “Perilaku agresif Iran” di Timur Tengah merupakan ancaman yang signifikan.
Berdasarkan tekad ini, para pejabat AS menyampaikan bahwa Presiden AS, Joe Biden dan pemerintahannya memiliki dukungan yang kuat untuk mempertahankan diri.
Sebelum pertemuan hari Selasa, kelompok strategis bilateral Sullivan dan Ben-Shabbat telah bertemu dua kali dalam pertemuan virtual. Menurut laporan media Israel, para pejabat menyerukan pertemuan langsung untuk berbagi informasi.
“Amerika Serikat memperbarui Israel tentang pembicaraan di Wina dan menekankan minat yang kuat dari AS untuk berkonsultasi erat dengan Israel tentang masalah nuklir yang akan datang,” pembacaan itu merinci.
Konsultasi tersebut kemungkinan besar terkait dengan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015, yang menjadi fokus pembicaraan dalam beberpa pertemuan di Wina, Austria.
Pekan lalu, Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyatakan bahwa AS dan Iran dapat segera mencapai kesepakatan mengenai JCPOA – selama Washington tetap “jujur” dalam negosiasi.
Pada saat yang sama, beberapa pejabat Israel tidak setuju dengan negosiasi AS-Iran yang sedang berlangsung, dan telah berbicara untuk mendukung pendekatan “tekanan maksimum” dari pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
“Mungkin Amerika ingin percaya bahwa mereka akan mendapatkan kesepakatan yang lebih baik di masa mendatang,” kata seorang diplomat Israel kepada Israel Hayom, “tetapi saat mereka kembali ke perjanjian awal, mereka kehilangan semua pengaruh dengan Iran, yang tidak memiliki kepentingan apapun untuk mengubahnya. Janji ini bisa berarti bohong atau berpura-pura naif. “
Peserta pertemuan termasuk Duta Besar Israel untuk AS, Gilad Erdan, Koordinator Dewan Keamanan Nasional (NSC) untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Brett McGurk dan Barbara Leaf, calon Biden untuk asisten menteri luar negeri untuk Urusan Timur Dekat.
Pertemuan tersebut juga membahas belasan roket yang diluncurkan dari Gaza ke Israel. Sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel mencegat sejumlah roket dan anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membalas tembakan dalam beberapa kasus.
“AS mengutuk keras serangan roket yang membabi buta baru-baru ini dari Gaza ke Israel,” mencatat bahwa pemerintahan Biden akan terus mendukung “solusi dua negara.”