Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Anarkisme Krampus dan Euforia Natal di Australia
(Foto : Deve News.com)

Anarkisme Krampus dan Euforia Natal di Australia



Berita Baru, Internasional – Di Austria, sosok Krampus telah menjadi bagian dari cerita rakyat pra-Natal selama berabad-abad. Mereka adalah laki-laki yang berkeliaran di jalanan untuk menakuti anak-anak dan orang dewasa dari akhir November hingga pertengahan Desember.

Krampus berwujud sosok semacam setan bertanduk kambing dengan mantel bulu, lidah yang menjulur dan buntalan-ranting pohon birch.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, Krampus telah berkembang menjadi sosok hantu yang sangat modern dan millenial. Banyak yang mengeluhkan sosok Krampus karena  bertindak tidak teratur dengan cara yang anarkhis sambil mabuk-mabukan ketika mereka sudah mengenakan topeng seramnya.

Di Carinthia, polisi mencatat sejumlah insiden kekerasan tahun ini menjelang “hari Krampus”. Seseorang dipukul dibagian muka dengan birch dan seorang anak berusia 11 tahun luka-luka di paha mereka.

Di Klagenfurt, di Carinthia, brigade pemadam kebakaran juga mengeluh bahwa dua orang anggotanya dipukuli oleh sekelompok Krampus. Sementara di Salzburg, Minggu yang lalu polisi harus berurusan dengan sejumlah Krampus yang mabuk di pusat kota.

Menurut Peter Wiesflecker, seorang sejarawan budaya dan adat Austria, lonjakan jumlah keluhan dapat dijelaskan dengan bagaimana sekte Krampus berevolusi menjadi tontonan massal.

Dalam bentuk aslinya, Wiesflecker berpendapat, Krampus bukanlah tokoh iblis yang berdiri sendiri, tetapi sahabat karib St Nikolaus, tokoh seperti Bapa Natal yang memberi hadiah kepada anak-anak Jerman dan Austria dengan hadiah pada tanggal 6 Desember.

Pada abad ke-19, roh-roh jahat Krampus mulai meniru St Nikolaus untuk berkunjung ke rumah-rumah dan kadang melewati jalanan untuk menakuti anak-anak. Kemudian tindakan anarkhis mereka biasanya dikendalikan oleh pria dengan janggut putih lebat.

Didorong oleh dukungan politik adat istiadat khas Austria, Krampus mulai membebaskan dari tuannya di akhir abad ke-20. Sementara dalam beberapa tahun terakhir tradisi “Krampus berjalan” telah berkembang di seluruh Austria.

“Tujuan Krampus bukan untuk menyakiti orang,” kata Aleksander Andonov, yang mengepalai Asosiasi Anif Krampus. “Sebaliknya: kami ingin menghilangkan rasa takut mereka. Pada akhirnya, kebaikan selalu menang atas kejahatan.” Kata Andonov menyudahi.

Sumber : Theguardian