Dirawat di Rumah Sakit, Raja Salman Mengalami Radang Kandung Empedu
Berita Baru, Internasional – Pada hari Senin (20/7), Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dirawat di rumah sakit di ibukota Riyadh karena sakit radang kandung empedu, menurut kantor berita negara SPA.
Mendengar kabar itu, Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan bahwa Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi menunda rencana kunjungannya ke Arab Saudi.
“Kerajaan [Saudi] menghargai pilihan Perdana Menteri Irak untuk mengunjunginya sebagai negara pertama setelah menjabat, dan untuk merayakan kunjungan yang sangat penting ini dan keinginan untuk memberikan segala cara sukses untuknya, kepemimpinan rasional kami, dalam koordinasi dengan saudara-saudara kami di Irak, memilih untuk menunda kunjungan sampai setelah kepergian Kustodian Dua Masjid Suci dari rumah sakit,” tulis Faisal bin Farhan di Twitter resminya.
Sebagai pemeliraha tempat-tempat suci di Arab Saudi, Raja Salman menghabiskan lebih dari dua setengah tahun sebagai putra mahkota Saudi dan wakil perdana menteri sejak Juni 2012 sebelum menjadi raja. Dia juga menjabat sebagai gubernur wilayah Riyadh selama lebih dari 50 tahun.
Mengutip Reuters, penerus tahta kerajaan Arab Saudi secara de facto adalah pangeran mahkota Mohammed bin Salman atau tang dikenal sebagai MbS. Ia sendiri telah berusaha untuk melakukan reformasi ekonomi kerajaan dan mengakhiri ‘kecanduan’ terhadap minyak.
Pangeran Mohammed bin Salman (34 tahun) terkenal di kalangan pemuda Saudi. Ia juga dikenal atas kebijakannya melonggarkan beberapa aturan ketat di Arab Saudi, terutama terkait hak-hak perempuan.
Beberapa orang sangat menghargai usaha yang sangat berani itu, mengingat Arab Saudi merupakan negara Islam yang konservatif.
Tetapi kontrol negara atas media dan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat di kerajaan membuatnya sulit untuk mengukur tingkat antusiasme warganya sendiri terkait kebijakannya.
Selain itu, Sang Putera Mahkota pun kini sedang dalam polemik hebat terkait kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Istanbul. Menurut CIA, pembunuhan Kashoggi itu terjadi atas perintah putra mahkota.