719 Orang Ditangkap dalam Kekerasan di Prancis
Berita Baru, Internasional – Setidaknya 719 orang ditangkap Sabtu hingga Minggu di Prancis, malam kelima kekerasan nasional yang dipicu oleh pembunuhan seorang remaja oleh seorang polisi, kata Kementerian Dalam Negeri Prancis pada Minggu (02/6).
Menurut kementerian, 45 petugas polisi terluka, sementara 577 kendaraan dan 74 bangunan dibakar.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, mengatakan bahwa Sabtu malam lebih tenang daripada Jumat malam ketika 1.311 orang ditangkap dan 1.350 kendaraan dibakar.
Pada Sabtu malam, sekitar 45.000 pasukan keamanan Prancis dikerahkan di seluruh negeri untuk menghadapi kerusuhan dan penjarahan, dengan sekitar 7.000 saja di Paris dan sekitarnya, kata Darmanin di akun media sosialnya.
Seperti dilansir dari Xinhua News, para perusuh juga menyerang pada Sabtu malam di rumah walikota Hay-les-Roses, sebuah kota di pinggiran selatan Paris, melukai istri walikota dan salah satu anaknya.
Saat berbicara kepada saluran berita Prancis BFMTV pada Minggu sore, kepala polisi Paris Laurent Nunez mengatakan bahwa para perusuh melewati batas dengan menyerang rumah walikota, dan petugas polisi khusus akan melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku.
Nunez meyakinkan bahwa polisi akan tetap terkonsentrasi dan teguh dalam menghadapi kekerasan perkotaan, dengan 7.000 petugas polisi tambahan akan dikerahkan di wilayah Paris yang lebih besar pada Minggu malam.
Presiden Prancis Emmanuel Macron akan mengadakan pembekalan pada pukul 19:30 waktu setempat pada hari Minggu dengan Perdana Menteri Elisabeth Borne, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, dan Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti.
Pada Selasa pekan lalu, seorang petugas polisi Prancis melepaskan tembakan dan membunuh remaja berusia 17 tahun itu sementara yang terakhir menolak untuk menepikan mobilnya.
Petugas polisi yang menembakkan senjatanya kemudian memberi tahu penyelidik bahwa dia bertindak karena takut mobil tersebut menyebabkan kecelakaan fatal.
Penembakan Selasa lalu memicu protes keras dan kerusuhan di seluruh Prancis, yang menyebabkan polisi menangkap ribuan orang di kota-kota besar Prancis.