Tanamkan Toleransi Sejak Dini, KKN Tematik Moderasi Beragama UIN SUKA Gelar Lomba Mewarnai Lintas Agama
Berita Baru, Magelang – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Moderasi Beragama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerja sama dengan Bimbingan Belajar Rumah Pintar menggelar lomba mewarnai lintas agama pada Minggu (31/07/2022) di Lingkungan Mendut 1, Mungkid, Magelang.
Ketua KKN Tematik Moderasi Beragama UIN Suka, M Rezi Muda Putra mengatakan penyelenggaraan lomba mewarnai lintas agama bertajuk “moderasi beragama” tersebut merupakan sebuah usaha dalam menanamkan sikap toleransi sejak dini.
“Ada tiga kategori usia dalam pelaksanaannya, 4-6 tahun, 7-9 tahun, 10-13 tahun. Mereka mewarnai rumah ibadah agama-agama di Indonesia se kreatif mungkin,” ujar Rezi.
Menurut Rezi, lomba diikuti oleh sekitar 150 anak yang terdiri dari tiga agama, yakni Islam, Budha, dan Katolik.
“Diikuti oleh setidaknya 3 agama, yaitu Islam, Katolik, dan Budha,” kata Rezi.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Tematik Moderasi Beragama, Muhammad Fatkhan menegaskan bahwa program seperti ini harus terus dilanjutkan, karena akan sangat berdampak kepada penanaman karakter toleransi sejak usia dini.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilaksanakan oleh para mahasiswa di Lingkungan Mendut 1 ini, saya kira hal semacam ini harus terus dapat dilakukan untuk ke depannya,” ujar Ketua Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Suka tersebut.
Menurut Fatkhan, penanaman karakter toleransi sejak dini merupakan salah satu bentuk usaha paling nyata dalam upaya mengentaskan esktrimisme di Indonesia. Kendati hanya dengan mewarnai tumah ibadah, tapi anak-anak setidaknya sudah diberikan pemahaman secara implisit bahwa agama di Indonesia tidak hanya ada satu.
“Ekstrimisme yang terus berkembang pada saat ini sudah menjadi PR bersama kita, melalui penanaman karakter toleransi sejak dini inilah kita setidaknya memberikan ruang yang asik bagi anak-anak untuk memberitahukan bahwa kehidupan di Indonesia saling berdampingan dengan agama lain tanpa harus ada konflik,” jelas Fatkhan.
Diketahui, pelaksanaan lomba mewarnai tersebut diikuti oleh sejumlah anak-anak mulai dari usia 4 hingga 13 tahun yang datang dari berbagai daerah, seperti, Borobudur, Muntilan, bahkan dari Sleman, Yogyakarta.
Lomba dilaksanakan selama durasi 1 jam dengan teknis usia 4-6 tahun mewarnai Masjid, usia 7-9 tahun mewarnai Masjid dan Gereja, sementara untuk usia 10-13 tahun mewarnai Masjid, Gereja, dan Vihara.