10 Perusahaan Penyumbang Sampah Kemasan di Sungai Indonesia
Berita Baru, Jakarta – Masalah sampah terus menjadi keprihatinan utama di kalangan masyarakat, terutama dengan meningkatnya jumlah sampah kemasan pangan sachet yang tidak ramah lingkungan.
Organisasi pemerhati lingkungan, Sungai Watch mengungkapkan hasil penjaringan sampah di hulu sungai-sungai di Bali dan Banyuwangi, Jawa Timur. Menurut laporan ‘Sungai Watch Impact Report 2023’, sebanyak 6 persen dari total limbah yang terjaring merupakan sampah sachet, yang tidak dapat didaur ulang.
Co-founder Sungai Watch, Kelly Bencheghib, menyampaikan laporan tersebut memberikan pelajaran tentang pentingnya menyadarkan masyarakat dan pemerintah akan keberadaan sampah tersebut.
“Laporan ini bukan hanya untuk kami tapi untuk menyadarkan masyarakat luas dan pemerintah bahwa ada banyak sampah di sana sekaligus meminta tanggung jawab produsen,” ujar Kelly Bencheghib dalam akun instagram @sungaiwatch.
Sungai Watch telah melakukan penjaringan sampah di beberapa sungai di Bali dan Banyuwangi, termasuk di Rogojampi, Bangorejo, Buleleng, Gianyar, Tabanan, Badung, dan Denpasar. Hasil audit sampah ini menunjukkan bahwa sampah sachet menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap masalah sampah.
Daftar 10 Perusahaan Penyumbang Sampah Kemasan di Sungai Indonesia
1. Danone dengan 39.118 item
Dengan jumlah tersebut, Danone menyumbang pencemaran gelas plastik sebanyak 13 persen dan pencemaran botol PET 25 persen, serta pencemaran plastik sachet 10 persen. Danone juga merupakan penyumbang jenis plastik keras sebesar 3 persen.
2. Wings Surya dengan 33.601 item
Perusahaan ini turut menjadi penyimbang pencemaran plastik dan botol PET, masing-masing sebesar 10 persen. Sementara untuk plastik sachet 13 persen dan plastik keras 2 persen.
3. Indofood dengan 26.156 item
Menduduki peringkat ke-3, perusahaan ini paling banyak menyumbang sampah produk plastik sachet sebanyak 7 persen dan botol plastik keras 8 persen.
4. Ultra Jaya Milk dengan 23.445 item
Perusahaan tersebut paling mendominasi dalam pencemaran kemasan tetrapak sebesar 31 persen. Kemasan berbahan dasar kertas tersebut biasanya digunakan untuk mengemas produk susu dan jus.
5. Orang Tua Group dengan 23.113 item
Grup perusahaan yang biasanya disingkat OT ini menyumbang jenis sampah gelas plastik sebesar 19 persen dan pencemaran kaca sebanyak 5 persen.
6. Unilever dengan 21.487 item
Perusahaan ini menyumbang pencemaran plastik sachet sebesar 10 persen dan plastik keras 11 persen, serta pencemaran kaca 2 persen.
Mayora menyumbang sampah plastik jenis gelas sebanyak 5 persen dan botol PET 15 persen, serta plastik sachet 3 persen.
8. Nestle dengan 17.481 item
Perusahaan ini paling banyak menyumbang sampah jenis logam sebanyak 20 persen dan kemasan tetrapack sebesar 10 persen.
9. Coca Cola dengan 16.203 item
Coca Cola menyumbang paling banyak sampah logam sebesar 6 persen.
10. Sinar Sosro dengan 14.001 item
Perusahaan ini menyumbang sampah botol PET sebanyak 5 persen dan tetrapak 10 persen. Sebagai orgnisasi yang bergerak di bidang lingkungan, Sungai Watch memiliki misi untuk melindungi dan memulihkan sungai-sungai Indonesia dengan mengembangkan dan merancang teknologi sederhana untuk menghentikan aliran polusi plastik ke laut