Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Wapres AS Kamala Harris Tur ke Asia Tenggara saat Afghanistan ‘Masih Panas’, Ada Apa?
Wakil Presiden AS Kamala Harris tiba di Pangkalan Udara Paya Lebar di Singapura [Caroline Chia/ Reuters]

Wapres AS Kamala Harris Tur ke Asia Tenggara saat Afghanistan ‘Masih Panas’, Ada Apa?



Berita Baru, Washington – Di tengah kekhawatiran pengaruh China yang berkembang di Asia Tenggara serta di tengah situasi yang memanas di Afghanistan, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris tiba Singapura sebagai bagian dari tur perdananya ke kawasan itu untuk menawarkan komitmen kerjasama Washington.

Salah seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters dengan syarat anonim, bahwa perjalanan Kamala Harris akan menunjukkan bahwa Washington berada di Asia Tenggara “untuk tinggal”.

Ia menyebutkan Washington yakin sekutu Indo-Pasifik AS melihatnya sebagai “mitra yang teguh” dan mengatakan Harris akan menekankan hal itu dalam perjalanannya ke Singapura dan Vietnam.

Beberapa negara di Asia Tenggara seperti mempunyai keprihatinan yang sama terkait isu teritori Laut China Selatan, begitu juga dengan AS yang menentang klaim teritorial Laut China Selatan.

Sementara itu, menurut laporan AFP yang juga mengutip seorang pejabat AS anonim, mengatakan bahwa wakil presiden “akan menjelaskan sepanjang perjalanan bahwa kami memiliki tujuan dan komitmen yang langgeng terhadap kawasan Asia Tenggata”.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Asia Tenggara tetap “penting secara strategis dan penting secara ekonomi bagi negara ini” mengingat dominasi China di kawasan Indo-Pasifik.

“Itu tidak berubah dengan Afghanistan,” kata pejabat itu.

Namun, beberapa pengamat mengatakan bahwa pesan tersebut menjadi kabur lantaran banyak pihak yang kecewa atas sikap AS terhadap konflik yang terjadi di Afghanistan.

Co-Director Program Asia Timur di think tank Stimson Center, Yun Sun mengatakan bahwa keputusan AS untuk menarik pasukannya banyak membuat negara-negara kecewa.

“Kekhawatirannya adalah suatu hari ketika AS menentukan Anda tidak lagi penting, mereka hanya dapat berkemas dan pergi dan tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk itu,” kata Yun Sun kepada Reuters.

Banyak komentar kemudian muncul dengan menyamakan sikap AS kali ini mirip dengan penarikan AS dari Vietnam pada tahun 1975. Pasca perang, Vietnam ‘dikucilkan’ AS selama puluhan tahun, tapi kini pihaknya berusaha untuk kembali menjalin hubungan yang hangat.

“Pergeseran untuk mencegah dan mempersiapkan konflik dengan pesaing dekat akan dipercepat ketika pola pikir kontraterorisme surut,” kata Bonnie Glaser dari German Marshall Fund Amerika Serikat, merujuk pada China, dikutip dari Al Jazeera.

“Menyusul pemerintahan sebelumnya dan apa yang terjadi di Afghanistan, sangat penting bagi AS untuk membangun kepercayaan politik di kawasan ini,” kata Mustafa Izzuddin, analis urusan internasional senior di konsultan Solaris Strategies Singapore, dikutip dari Al Jazeera.

Selama perjalanannya di Singapura, Harris akan bertemu dengan presiden dan perdana menteri dan singgah di Pangkalan Angkatan Laut Changi, di mana dia akan berbicara dengan para pelaut AS di atas kapal USS Tulsa yang sedang berkunjung.

Di Vietnam, Harris akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah negara itu, menghadiri pembukaan Pusat Pengendalian Penyakit AS cabang regional Asia Tenggara, dan bertemu dengan perwakilan masyarakat sipil di negara komunis itu.

Dia juga akan mengikuti pertemuan virtual pejabat Asia Tenggara yang akan fokus pada pandemi virus corona.

Harris diperkirakan akan mengunjungi Vietnam pada hari Selasa besok setelah tiga hari di Singapura. Dia akan menghabiskan dua hari di Vietnam dan akan menjadi wakil presiden AS pertama yang mengunjungi negara itu.