UU IKN Disahkan, DPD BMI DKI Jakarta: Jangan Tinggalkan Pembangunan Manusianya!
Berita Baru, Jakarta – Secara resmi dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI), pada Selasa (18/1) kemarin, menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Ibu Kota Negara (IKN) menjadi UU.
Ketua DPD Bintang Muda Indonesia DKI Jakarta Boscha Cahya Prasetya, menilai keputusan tersebut kurang pas karena masih menuai banyak pertanyaan dari berbagai pihak. Terlebih anggaran yang diperlukan sangat besar.
“Kondisi perekonomian nasional saat ini rasanya kurang pas. Karena besaran anggaran APBN yang akan digunakan dalam perencanaan (pembangunan IKN) ini tidak rasional, 466,98 Triliun. Sebagian besar bertumpu pada pembiayaan APBN. Tentunya dengan kondisi seperti ini dirasa akan memberikan beban berat untuk pembiayaan APBN kita nantinya,” kata Boscha Cahya Prasetya, Selasa (18/1).
Pria yang akrab disapa Boscha berpandangan, seharusnya pemindahan IKN ke Kalimantan Timur dilakukan dengan pertimbangan dan perencanaan lebih matang. Mengingat masih banyak target-target pemerintah yang harus diselesaikan di tengah hantaman pandemi.
“Selain pemindahan IKN, masih banyak target-target yang harus dikejar, mulai masalah pengangguran hingga pengentasan kemiskinan. Lebih baik dipertimbangkan juga permasalahan yang lebih urgen untuk diatasi di masa seperti ini” jelasnya.
Boscha mengungkap, pihaknya tidak mempersoalkan keinginan pemerintah untuk membangun ibu kota baru. Tapi jangan sampai menjadikan fokus satu-satu, sehingga persoalan lain negara ini terkesampingkan.
“Semoga pemerintah melakukan kajian lebih mendalam terkait pembangunan IKN ini. Boleh saja membangun tapi tentu harus memperhatikan terkait kondisi fiskal, dan anggaran APBN yang saya rasa sangat terbebani di tengah keadaan saat ini,” tuturnya.
Ia juga menegaskan, pemerintah perlu memperhatikan faktor lingkungan, ekologi juga faktor keamanan dan pertahanan yang banyak dibicarakan.
“Saya harap pemerintah lebih serius dan melakukan pembangunan IKN ini dengan konsep yang paripurna. Sehingga pembangunan IKN menjadi kebanggaan kita semua serta berefek baik bagi seluruh elemen masyarakat,” kata Boscha.
Lebih lanjut, Boscha menyinggung mengenai pembangunan sumber daya manusianya harus lebih dahulukan. “Dan perlu diingat juga bahwa founding fathers kita selalu mengingatkan bahwa pembangunan jiwa (manusianya) harus dikedepankan, barulah bangun badannya,” terangnya.
“Kita perlu mengingat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia saat ini ada di peringkat 107 dari 189 negara. Jangan sampai pembangunan fisik meninggalkan pembangunan manusia. Saat ini rakyat masih belum keluar dari situasi sulit,” pungkas Boscha.