Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pasukan militer AS menembakkan roket High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) selama latihan pendaratan amfibi tahunan Filipina-AS (PHIBLEX) di Crow Valley di Capas, provinsi Tarlac, utara Manila, Filipina 10 Oktober 2016. Foto: Reuters /Romeo Ranoco.
Pasukan militer AS menembakkan roket High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) selama latihan pendaratan amfibi tahunan Filipina-AS (PHIBLEX) di Crow Valley di Capas, provinsi Tarlac, utara Manila, Filipina 10 Oktober 2016. Foto: Reuters /Romeo Ranoco.

Ukraina: HIMARS Secara Signifikan Mengurangi Potensi Serangan Rusia



Berita Baru, Kiev – Serangan Ukraina dengan memanfaatkan sistem roket HIMARS secara signifikan mengurangi potensi serangan Rusia karena dikatakan telah menghancurkan lebih dari 30 pusat logistik militer Rusia dalam beberapa pekan terakhir, kata juru bicara kementerian pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzianyk, Jumat (15/7).

Pernyataan itu muncul setelah Amerika Serikat (AS) mengirimkan sistem roket HIMARS, dengan Oleksandr Motuzianyk mengatakan Ukraina kini lebih memilih menggunakan senjata yang diproduksi AS tersebut.

Sistem roket HIMARS sendiri merupakan salah satu dari beberapa jenis senjata jarak jauh yang dipasok oleh Barat untuk membantu Perang Ukraina melawan Rusia.

“Dalam beberapa minggu terakhir, lebih dari 30 fasilitas logistik militer musuh telah dihancurkan, akibatnya potensi serangan pasukan Rusia telah berkurang secara signifikan,” kata Motuzianyk di televisi nasional, dikutip dari Reuters.

HIMARS memiliki jangkauan yang lebih jauh dan lebih tepat daripada artileri era Soviet Ukraina, memungkinkan pasukan Ukraina untuk mencapai target Rusia yang sebelumnya tidak dapat dijangkau dengan senjata yang lebih konvensional.

Menteri pertahanan Ukraina juga mengatakan pada hari Jumat bahwa Ukraina telah menerima kiriman pertama dari sistem peluncuran roket ganda M270, tanpa menyebutkan negara mana yang menyediakannya.

Sejak melakukan ‘invasi’ ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Rusia telah merebut sebagian wilayah di selatan Ukraina dan menggunakan supremasi artilerinya di timur untuk meraih keuntungan teritorial secara bertahap hingga khirnya merebut wilayah Luhansk.

Namun seorang jenderal top Ukraina mengklaim pada hari Kamis (14/7) bahwa Rusia tidak mengambil satu meter pun tanah pada minggu lalu dan bahwa serangan roket Ukraina mengganggu jalur pasokan Rusia, memaksa Rusia untuk menjaga amunisinya lebih jauh dari garis depan.

Pada gilirannya, Rusia mengkritik AS dan Inggris karena membantu melatih angkatan bersenjata Ukraina, menyebutnya sebagai bagian dari “perang hibrida” NATO melawan Rusia.

Rusia juga mengatakan Washington menyediakan instruktur untuk Ukraina untuk membantu menggunakan HIMARS.

Sementara itu, Ukraina mengatakan minggu ini bahwa pasukannya melakukan serangan terhadap infrastruktur militer Rusia di sebuah kota yang terletak jauh di dalam wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina selatan.