Tonga Terancam Krisis Air, Negara-Negara Mulai Kirim Bantuan
Berita Baru, Nuku’alofa – Tonga terancam krisis air setelah letusan besar dan bencana tsunami, dan negara-negara mulai kirim bantuan pasokan air untuk negara kepulauan Pasifik tersebut.
Selandia Baru dilaporkan telah memberangkatkan bantuan pasokan air. rencananya bantuan tersebut akan sampai di Tonga pada Jumat (21/1) depan.
Tsunami Tonga telah mengakibatkan rumah di pulau-pulau kecil terluar Tonga telah hancur dan sedikitnya tiga orang tewas.
Bandara Tonga masih diselimuti oleh abu vulkanik dan komunikasi terputus karena kabel bawah laut juga purus, dan dikatakan butuh waktu satu bulan untuk memperbaiki kabel tersebut.
Masih belum dapat dipastikan dampak pasti dari bencana tersebut, dan sementara hanya mengandalkan pengintaian dari pesawat.
Gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai meletus sekitar 40 mil (65 km) dari ibu kota Tonga dengan ledakan yang terdengar 2.300 km (1.400 mil) jauhnya di Selandia Baru, dan mengirimkan tsunami melintasi Samudra Pasifik.
James Garvin, kepala ilmuwan di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, mengatakan kekuatan letusan diperkirakan setara dengan lima hingga 10 megaton TNT.
Kekuatan itu setara dengan 500 kali bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat di kota Hiroshima pada akhir Perang Dunia Kedua.
Gelombang setinggi 15 meter (49 kaki) menghantam gugusan pulau terluar Ha’apia, menghancurkan semua rumah di Pulau Mangga, serta pantai barat pulau utama Tonga, Tongatapu, di mana 56 rumah hancur atau rusak parah, kata kantor perdana menteri.
Palang Merah mengatakan timnya di Tonga telah mengkonfirmasi bahwa air asin dari tsunami dan abu vulkanik mencemari air minum puluhan ribu orang.
“Mengamankan akses ke air minum yang aman adalah prioritas mendesak yang penting … karena ada peningkatan risiko penyakit seperti kolera dan diare,” kata Katie Greenwood dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Dihuni sekitar 105.000 jiwa, Tonga merupakan salah satu dari sedikit negara yang bebas dari virus corona baru. Karena itu, bantuan juga dikhawatirkan akan membawa COVID-19 pula.
Namun, Selandia Baru mengatakan Tonga telah setuju untuk menerima bantuannya yang dikirimkan dengan dua kapal angkatan lautnya, yaitu kapal Aotearoa dan Wellington.
Menurut laporan Reuters, kapten kapal Aotearoa, Simon Griffiths mengatakan kapalnya membawa 250.000 liter air, bersama dengan persediaan lainnya, dan memiliki kapasitas untuk memproduksi 70.000 liter lagi per hari.
Negara-negara mulai kirim bantuan
Perdana Menteri Australia Scott Morrison juga sudah melakukan komunikasi dengan Perdana Menteri Tonga Siaosi Sovaleni.
Morrison mengatakan dua pesawat Hercules siap untuk pergi dengan pasokan kemanusiaan dan peralatan telekomunikasi, berikut sebuah kapal angkatan laut, Adelaide, sedang bersiap untuk berangkat dari Brisbane dengan peralatan pemurnian air dan pasokan kemanusiaan tambahan.
Selain pasokan darurat, Australia dan Selandia Baru telah menjanjikan bantuan keuangan segera.
Sementara itu, Badan Pembangunan Internasional AS menyetujui akan memberikan bantuan sebesar $100.000.
Lalu Jepang mengatakan akan memberikan lebih dari $1 juta bantuan serta air minum dan peralatan untuk membersihkan abu.
Di samping itu, pejabat senior Bank Pembangunan Asia, Emma Veve mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya sedang berdiskusi dengan Tonga apakah akan mengumumkan keadaan darurat untuk memanfaatkan fasilitas bencana senilai $10 juta.
China mengatakan akan mengirim bantuan termasuk air dan makanan ketika bandara dibuka.