Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Lanskap perkembangan modernisasi infrastruktur militer China. Gambar: CSIS/China Power.
Lanskap perkembangan modernisasi infrastruktur militer China. Gambar: CSIS/China Power.

Think Tank AS Soroti Perkembangan Modernisasi Infrastruktur Militer China



Berita Baru, Washington – China memberikan banyak perhatian dalam upaya memodernisasi militernya dengan meningkatkan kemampuan kapal angkatan laut baru, pesawat terbang, senjata nuklir, dan peralatan militernya, termasuk infrastuktur dan kemampuan logistik yang memadai untuk mengerahkan pasukan dan peralatan.

Hal itu disampaikan oleh lembaga Think Tank asal AS, Center for Strategic and International Studies (CSIS), China Power Project, dalam sebuah publikasi panjang terkait perkembangan modernisasi militer China, Rabu (23/3).

“Di wilayah barat Tibet dan Xinjiang, China sedang membangun dan meningkatkan lusinan bandara dan heliport—sebagian besar di antaranya adalah fasilitas militer atau penggunaan ganda. China melengkapi ekspansi kekuatan udaranya dengan jalan, rel, dan infrastruktur baru lainnya yang sedang meningkatkan kemampuan logistik PLA dan memungkinkan pergerakan pasukan, persenjataan, dan peralatan yang lebih cepat,” tulis laporan CSIS dengan menambahkan lanskap peta puluhan lokasi perkembangan infrastruktur militer China, terutama di sekitaran Garis Kontrol Aktual (LAC).

Dalam lanskap tersebut, terdapat tiga bagian LAC: 1) Perbatasan timur, area yang diklaim oleh China sebagai bagian dari Tibet selatan tetapi dikelola oleh India sebagai negara bagian Arunachal Pradesh; 2) Perbatasan antara Nepal dan Bhutan yang sebagian disengketakan bukan hanya oleh China dan India, tetapi juga Bhutan; dan 3) wilayah Ladakh yang dikelola India, wilayah Aksai Chin yang dikelola oleh China, dan Tibet.

Think Tank AS Soroti Perkembangan Modernisasi Infrastruktur Militer China

“Salah satu elemen yang paling terlihat dari investasi infrastruktur China di Tibet dan Xinjiang adalah pembangunan dan peningkatan bandara dan heliport. Fasilitas udara baru dan yang ditingkatkan secara signifikan meningkatkan kemampuan Milter China (PLA) untuk memindahkan personel dan peralatan di wilayah tersebut melalui udara, yang sangat penting mengingat medan yang tak kenal ampun di Xinjiang dan Tibet,” tulis laporan CSIS.

CSIS juga menyatakan bahwa India bukan satu-satunya perhatian China di kawasan itu. Melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI), China mendorong untuk memperluas pengaruhnya di luar negeri, dengan perhatian utama menghidupkan Jalur Sutra kuno yang berasal dari China di seluruh Asia Selatan dan Tengah dan sekitarnya.

“Xinjiang menempati posisi sentral dalam BRI dan berfungsi sebagai penghubung utama antara China dan tetangga baratnya. Cina telah muncul sebagai pemain ekonomi terkemuka di Asia Tengah, bahkan melampaui Rusia, yang telah lama menjadi kekuatan dominan di kawasan itu,” imbuh CSIS.

PLA juga secara signifikan meningkatkan kemampuannya untuk melakukan operasi berbasis helikopter melalui pembangunan setidaknya lima heliport baru di Tibet dan peningkatan dua heliport.

Heliport tersebut, yang dioperasikan oleh unit Pasukan Udara PLA (PLAA), tersebar di seluruh Tibet, membentang dari Kabupaten Rutog di barat hingga Kota Nyingchi di timur.

“Penambahan heliport ini secara signifikan meningkatkan operasi PLA di wilayah pegunungan karena helikopter mampu bermanuver dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh pesawat terbang dan peralatan darat,” imbuhnya.

Perkembangan serupa juga terjadi di Xinjiang. Setidaknya 15 bandara telah ditingkatkan di Xinjiang sejak 2017, dengan tujuh di antaranya adalah fasilitas militer atau penggunaan ganda.

Salah satu bandara tersebut adalah Bandara Hotan, bandara penggunaan ganda utama yang terletak sekitar 240 km dari bagian barat LAC.

Think Tank AS Soroti Perkembangan Modernisasi Infrastruktur Militer China

Di Hotan, landasan pacu baru telah dibangun bersama dengan tambahan aspal, hanggar, dan fasilitas lainnya.

Kurang dari 5 km tenggara area bandara utama, kompleks rudal permukaan-ke-udara (SAM) sedang ditingkatkan, meningkatkan pertahanan udara di bandara dan daerah sekitarnya.

Pembangunan tiga bandara baru juga telah dimulai di Xinjiang sejak 2019. Di ujung barat Xinjiang dekat perbatasan China dengan Pakistan, Afghanistan, dan Tajikistan, China sedang membangun bandara baru di Tashkorgan.

Proyek tersebut, yang dibanderol dengan harga RMB 1,63 miliar ($230 juta), merupakan bagian penting dari Koridor Ekonomi China-Pakistan, komponen unggulan dari BRI.

Sementara bandara kemungkinan besar akan melayani tujuan sipil, ada heliport militer baru kurang dari 8 km di utara bandara yang selesai sekitar tahun 2020.