Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pangkalan Udara
Trump dan Erdogan sedang saling menyapa dalam sebuah pertemuan, (Foto: SputnikNews).

Takut Pangkalan Udaranya Ditutup, AS Pulihkan Hubungan dengan Turki



Berita Baru, Internasional – Pada bulan Oktober kemarin, Washington memberlakukan sanksi terhadap pemerintah Turki atas pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia.

Washington juga memberikan sanksi atas operasi Ankara di Suriah Utara terhadap militan Kurdi yang didukung AS. Namun Washington membatalkan sanksi itu ketika gencatan senjata di wilayah tersebut tercapai.

Di tengah kontroversi baru-baru ini, Pentagon mengatakan akan berusaha memulihkan hubungan dengan Turki mengenai pangkalan udara Incirlik dan Rasio Kürecik.

Hal ini karena Presiden Recep Tayyip Erdogan mengancam akan menutup kompleks jika AS bergerak maju dengan menjatuhkan sanksi terhadap negaranya.

Pada hari hari ini (16/12), sumber dari Pentagon mengatakan bahwa “Kami menganggap status pasukan kami di Turki sebagai simbol komitmen kami selama puluhan tahun untuk bekerja dan membantu mempertahankan persekutuan Turki-NATO dan juga sebagai mitra strategis.”

Ketegangan mereka kembali meningkat setelah Senat Komite Hubungan Luar Negeri AS menyetujui RUU tentang sanksi Turki melalui Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) atau Undang-Undang Penentang Lawan Amerika melalui Sanksi Sanksi pada 11 Desember.

Jika undang-undang tersebut disahkan oleh senat dan ditandatangani oleh presiden, maka itu dapat mengakibatkan pembekuan aset Turki, pembatasan visa, dan akses kartu kredit yang terbatas.

AS mencabut Sanksi Oktober terhadap Ankara setelah peluncuran Operation Peace Spring di Suriah Utara.

Namun DPR masih mengadopsi undang-undang yang mengakui Genosida Armenia, yang telah menyebabkan serangan balik dari Turki.

Pada saat yang sama, Washington terus meningkatkan kekhawatiran atas akuisisi Ankara pada sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.

AS menyatakan kekhawatiran bahwa persenjataan itu tidak sesuai dengan standar keamanan NATO dan mungkin membahayakan proyek jet tempur F-35.

Bagaimanapun, Turki telah bersikeras bahwa mereka akan terus menerima pengiriman S-400 lebih lanjut. Pengiriman periode kedua S-400 akan dikirimkan pada akhir tahun depan.

Meskipun ada tekanan AS, Ankara menekankan tidak akan memutus perjanjiannya dengan Moskow.

Ankara juga mencatat bahwa sistem pertahanan udara akan beroperasi penuh pada April 2020. [Ipung]

Sumber : SputnikNews