Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Setelah Istirahat di PWNU Banten, Aksi Jalan Kaki Petani Deli Serdang Lanjut Menuju Jakarta
Massa aksi petani Deli Serdang tengah bersiap melanjutkan perjalanan menuju Jakarta

Setelah Istirahat di PWNU Banten, Aksi Jalan Kaki Petani Deli Serdang Lanjut Menuju Jakarta



Berita Baru, Banten – Ratusan petani dari Kabupaten Deli Serdang yang melakukan aksi jalan kaki untuk bertemu dengan Presiden Jokowi tiba di kantor PWNU di Kota Serang, Banten, Selasa (4/8).

Pada hari ini, Rabu (5/8) massa aksi yang terdiri dari 173 petani itu akan melanjutkan perjalanannya menuju Jakarta.

“Pagi ini petani Simalingkar dan Sei Mencirim Deliserdang Sumut kembali bergerak #JalanKakiMenujuIstanaNegara Jakarta setelah beristirahat di kantor PWNU Banten di Kota Serang,” tulis Usep Saeful Kamal dalam akun Twitter pribadinya.

Hingga hari ini, para petani tersebut telah berjalan kaki selama lebih 40 hari. Mereka menuntut keadilan bagi 1.520 keluarga yang terkena dampak penggusuran di Kabupaten Deli Serdang, yaitu Simalingkar dengan 810 keluarga dan Sei Mancirin untuk 710 keluarga.

Dewan Pengawas Serikat Petani Simalingkar, Aris Wiyono, mengatakan aksi berjalan petani Deli Serdang adalah bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka.

Menurutnya para petani merasa kecewa terhadap negara yang tidak hadir dalam penyelesaian konflik agraria yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang. Alasannya adalah tanah pertanian milik petani dan warga setempat disita dan digusur secara paksa oleh salah satu BUMN, yaitu PTPN II.

“Kami adalah korban dari penggusuran paksa. Saat ini kami sudah tidak mempunyai tempat tinggal dan lahan pertanian kami juga sudah hilang,” ujar Aris Wiyono dalam pernyataannya di Kota Serang.

Padahal, lanjut Aris para petani yang diserobot lahannya tersebut sudah menempati tanah tersebut sejak tahun 1951 dan telah mengantongi SK pertanahan sejak tahun 1984.

Selain itu, Aris juga menyatakan setidaknya sebanyak 36 petani di kampung Sei Mencirim yang memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) juga ikut tergusur.

“Kami sudah melaporkan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten, tapi sampai saat ini tidak ada tanggapan,” ucapnya.

Oleh sebab itu dirinya berharap dengan adanya aksi yang dilakukan oleh para petani dengan berjalan kaki sejauh 1812 KM, Presiden Jokowi dapat melihat persoalan tersebut dan turun tangan dalam menjawab persoalan penggusuran tersebut.

“Sehingga harapan kami rakyat mendapatkan kepastian hukum di atas tanah yang telah mereka tempati sejak tahun 1951,” ucapnya.

Diusir Kepala Daerah

Aris menjelaskan selama aksi perjalanan menuju Jakarta banyak kepala-kepala daerah yang mengusir mereka yang sedang beristirahat selama satu malam. Akan tetapi, ada juga beberapa kepala daerah yang mau menerima mereka bahkan memberikan logistik.

Dalam aksinya tersebut, para petani menuntut untuk membubarkan PTPN II. Selanjutnya, mereka juga menuntut agar para petani diberikan hak atas tanah ditempati sejak tahun 1951, dengan cara memberikan redistribusi tanah.

“Kami juga menuntut agar tindakan penggusur segera dihentikan di areal pertanian masyarakat dan juga menghentikan segera kriminalisasi terhadap para petani,” ujarnya.