Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Seniman Jogja Angkat “Klitih” dalam Sebuah Proyek Seni
Foto: Istimewa

Seniman Jogja Angkat “Klitih” dalam Sebuah Proyek Seni



Berita Baru, Jakarta – Peristiwa kejahatan jalanan bernama “Klitih” yang terjadi di Jogja sempat ramai dibicarakan. Merespons hal itu, para seniman Jogja kemudian membuat proyek seni bertajuk “The Museum of Lost Space”.

Habiburrahman, sebagai salah satu seniman yang terlibat memandang, klitih adalah bentuk kekerasan jalanan yang memang kelewat sadis. Akan tetapi, menangani klitih dengan kekerasan juga tidak bisa dianggap sebagai tindakan yang benar karena berpotensi melahirkan bentuk kekerasan yang baru dan jauh lebih berbahaya–kekerasan yang dilegitimasi atau dianggap wajar.

“Kami merasa perlu untuk melihat lebih jauh genealogi kekerasan dalam klitih. Bukan bermaksud untuk membenarkan dan mengglorifikasi tindakan klitih, tetapi berusaha mengurai bagaimana perilaku kekerasan dalam klitih muncul, apa motif atau modus operandinya, hingga akhirnya–meskipun sedikit ambisius–bagaimana seharusnya kita menangani persoalan ini,” terang Habiburrahman kepada Beritabaru, Jumat (5/3).

Di dalam proses penelitian untuk proyek ini, para pelaku seni, kata Habib, berupaya melihat sejumlah faktor yang turut mendorong maraknya klitih. Salah satu yang cukup penting yakni perkembangan ruang sosial di Yogyakarta itu sendiri.

“Kota memang bertumbuh, tetapi ruang sosial bagi remaja-remaja ini juga semakin mampat, direnggut, dan diubah menjadi mesin-mesin ekonomi maupun ruang kontestasi politik. Terlebih dalam beberapa tahun belakangan ini, ketika rezim wisata semakin tidak terbendung, ruang sosial mereka juga semakin hilang,” kata Habib.

Menariknya, proyek seni ini juga melibatkan para prlaku Klitih sendiri. “Beberapa di antara karya yang disuguhkan merupakan hasil kolaborasi, baik di antara seniman yang terlibat maupun pihak-pihak yang terkait langsung dengan klitih (mantan pelaku dan korban).”

Proyek seni ini, diharapkan bisa menjadi ruang dialog yang kritis sembari mencari solusi-solusi alternatif dalam menangani persoalan klitih di masa mendatang.

Selain pertunjukan berjudul “In Search of Lost Space”, proyek seni juga menghadirkan pameran-pameran dengan tema utama “The Museum of Lost Space” dan akan dilangsungkan selama satu bulan penuh, yakni dari tanggal 6 Maret hingga 6 April 2021.