Semakin Panas, Korea Utara Tuntut AS dan Korea Selatan Hentikan Latihan Militer Bersama
Berita Baru, Pyongyang – Situasi Semenanjung Korea semakin panas, Korea Utara menuntut Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan agar menghentikan latihan militer bersama skala besar mereka.
Korea Utara mengatakan latihan militer itu seb sebagai provokasi yang dapat menarik “tindakan lanjutan yang lebih kuat” dari Korea Utara.
“Situasi di Semenanjung Korea dan sekitarnya telah memasuki fase konfrontasi yang serius untuk kekuasaan lagi karena gerakan militer AS dan Korea Selatan yang tak henti-hentinya dan sembrono,” kata kementerian luar negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di media resmi Korea Utara, KCNA.
Korea Utara “siap untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatannya, keamanan rakyat dan integritas teritorial dari ancaman militer luar.”
“Jika AS terus-menerus melakukan provokasi militer yang serius, DPRK akan mempertimbangkan langkah-langkah tindak lanjut yang lebih kuat,” katanya, dimana DPRK merujuk pada inisial nama resmi Korea Utara.
“Jika AS tidak ingin ada perkembangan serius yang tidak sesuai dengan kepentingan keamanannya, AS harus segera menghentikan latihan perang yang tidak berguna dan tidak efektif. Jika tidak, ia harus bertanggung jawab sepenuhnya atas semua konsekuensinya,” tambahnya.
Peringatan itu muncul tak lama setelah AS dan Korea Selatan memulai salah satu latihan udara militer gabungan terbesar mereka pada hari Senin, dengan ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak melakukan serangan tiruan 24 jam sehari selama lebih dari seminggu.
Operasi tersebut, yang disebut Vigilant Storm, akan berlangsung hingga Jumat, dan akan menampilkan sekitar 240 pesawat tempur yang melakukan sekitar 1.600 serangan mendadak, kata Angkatan Udara AS.
AS dan Korea Utara yakin Korea Utara mungkin akan melanjutkan uji coba bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017 dan telah menerapkan strategi “menghalangi” Korea Utara melalui latihan militer besar.
Meski demikian, banyak para pejabat AS dan Korea Selatan yang menilai latihan itu dapat memperburuk situasi.
Pada hari Jumat, pasukan Korea Selatan menyelesaikan latihan lapangan Hoguk 22 selama 12 hari, yang menampilkan pendaratan amfibi tiruan dan penyeberangan sungai, termasuk beberapa latihan dengan pasukan AS.
Korea Utara mengutuk latihan bersama sebagai latihan untuk invasi dan bukti kebijakan bermusuhan oleh Washington dan Seoul. Korea Utara merespon latihan itu dengan meluncurkan rudal, melakukan latihan udara, dan menembakkan artileri ke laut sebagai tanggapan atas latihan tersebut.
Korea Utara juga mengabaikan seruan AS untuk melanjutkan pembicaraan mengenai program nuklir dan misilnya. Bahkan Korea Utara malah malah memulai serangkaian uji coba misil yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini.