Sebanyak 7,2 Juta Vaksin Sinovac Tahap 59 dan 60 Akan Tiba di Indonesia
Berita Baru, Jakarta – Indonesia akan kedatangan dua pengiriman vaksin COVID-19 pada Senin (13/9), yakni tahap 59 dan 60. Di kedua tahap ini, sebanyak 7.295.680 dosis vaksin COVID-19 merek Sinovac akan tiba di Indonesia.
Secara rinci, pada tahap ke-59, akan datang 5.000.000 dosis vaksin Sinovac dalam bentuk jadi yang siap pakai. Vaksin ini diperoleh melalui mekanisme pembelian langsung.
Pada kedatangan tahap ke-59 ini, vaksin tersebut diangkut dengan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA891 dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Senin, (13/09/2021) pukul 12.05 WIB.
Kemudian, untuk tahap ke-60, akan datang sebanyak 2.295.680 dosis vaksin Sinovac dalam bentuk jadi yang siap pakai. Vaksin ini diperoleh lewat jalur bilateral melalui COVAX Facility.
Pada kedatangan tahap ke-60, vaksin tersebut diangkut dengan menggunakan maskapai Air China dengan nomor penerbangan CA701 dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Senin, (13/9/2021) pukul 13.50 WIB.
Sebelumnya pada Minggu (12/09/2021), yakni pada kedatangan vaksin tahap ke-58, Indonesia kembali menerima kedatangan 2.296.960 vaksin Sinovac dalam bentuk jadi yang siap pakai. Vaksin ini diperoleh lewat jalur bilateral melalui COVAX Facility.
Pada kedatangan tahap ke-58, vaksin Sinovac tersebut diangkut dengan menggunakan maskapai Air China dengan nomor penerbangan CA701 dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Senin, (13/09/2021) pukul 13.50 WIB.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan, Dirjen WHO telah sempat mengatakan bahwa pada negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi terjadi putusnya hubungan antara kenaikan kasus dengan tingkat kematian. Artinya, meskipun terjadi lonjakan kasus , namun tidak diikuti dengan kenaikan rawat inap dan juga kematian.
“Ini membuktikan bahwa vaksin bekerja, vaccine work,” tegas Menlu.
Pemerintah terus bekerja untuk memastikan keamanan pasokan vaksin bagi Indonesia, dari semua jalur, baik jalur bilateral maupun multilateral, dengan segala mekanisme yang tersedia.
Sampai saat ini, pemerintah pun terus menggenjot cakupan vaksinasi nasional untuk mempercepat tercapainya herd immunity atau kekebalan kelompok.