Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Rusia Pertanyakan Kebenaran Pembunuhan Pemimpin Al-Qaeda oleh AS

Rusia Pertanyakan Kebenaran Pembunuhan Pemimpin Al-Qaeda oleh AS



Berita Baru, Internasional – Awal bulan ini, Gedung Putih mengklaim bahwa AS telah melakukan operasi kontra-terorisme di Kabul pada 30 Juli, di mana pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri tewas oleh dua rudal Hellfire yang ditembakkan dari sebuah pesawat tak berawak.

Namun demikian, Ivan Nechaev, wakil direktur Departemen Informasi dan Pers Kementerian Luar Negeri Rusia, menyatakan bahwa pengumuman Biden tentang pembunuahan pimpinan al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, oleh AS masih perlu dipertanyakan.

Melansir dari Sputnik News, Nechaev menyebut bahwa AS belum memberikan bukti tentang pembunuhan al-Zawahiri, smabil menambahkan bahwa tindakan agresif Angkatan Udara AS, yang menginvasi wilayah kedaulatan Afghanistan, menimbulkan sejumlah pertanyaan serius.

“Mereka berkaitan, khususnya, siapa yang mengizinkan AS menggunakan wilayah udara Afghanistan untuk serangan udara di ibu kota Afghanistan, Kabul, dan siapa yang dapat bertanggung jawab atas kemungkinan korban sipil selama tindakan tersebut,” kata diplomat Rusia itu.

Pernyataan itu datang usai munculnya statemen Zabihullah Mujahid, juru bicara gerakan Taliban, yang mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa pihak berwenang Afghanistan tidak menemukan mayat al-Zawahiri di lokasi serangan rudal AS di Kabul.

Sebelumnya, pemerintah Taliban mengatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi tentang kedatangan dan tinggal al-Zawahiri di Kabul.

Ini terjadi setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa akhir bulan lalu, AS berhasil menyelesaikan serangan udara di Kabul, Afghanistan, yang menewaskan al-Zawahiri.

POTUS juga menekankan bahwa keberhasilan operasi kontraterorisme memastikan bahwa Afghanistan tidak akan pernah lagi menjadi tempat perlindungan teroris karena Zawahiri hilang.

Al-Zawahiri yang berusia 71 tahun mengambil alih al-Qaeda setelah kematian Bin Laden pada tahun 2011. Keduanya bersama-sama merencanakan serangan teroris 9/11 yang terjadi pada tahun 2001, yang merenggut nyawa hampir 3.000 orang.