Review ‘Emily in Paris 2’: Memukau, Tapi..
Berita Baru, Entertainment – Serial “Emily in Paris 2” telah tayang di Netflix. Pemeran lamanya kembali tampil, seperti Lily Collins, Lucas Bravo, Camille Razat, Ashley Park, Philippine Leroy-Beaulieu, William Abadie, Bruno Gouery, dan Samuel Arnold.
Hadir pula pemeran baru, seperti Lucien Laviscont dan pemeran di musim pertama, Kate Walsh, muncul dengan porsi peran yang lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Sebelum masuk ke review, berikut sinopsisnya.
Sinopsis “Emily in Paris 2”
Melanjutkan musim sebelumnya, Emily (Lily Collins) masih bekerja di perusahaan marketing, Savoir. Ia masih harus berhadapan dengan tantangan di tempat kerja, antara lain karena perbedaan budaya dengan Perancis.
Meski mulai memahami pola kerja kantornya dan mengenal cara kerja orang Perancis, Emily masih harus beradaptasi dengan nilai-nilai yang dipegang di sana. Nilai-nilai yang tampak sepele bagi orang Amerika.
Kehidupan pribadi Emily mulai terguncang karena ia menyukai Gabriele (Lucas Bravo) dan menghabiskan malam bersamanya, namun sahabatnya, Camille (Camille Razat) rupanya masih mencintai Gabriele.
Ditengah upaya Emily melupakan Gabriele, ia bertemu pria asal Inggris, Alfie (Lucien Laviscont). Mereka kerap bertemu dan berbagi cerita.
Kedatangan Madeline Wheeler (Kate Walsh) ke Perancis membuat Emily senang, sekaligus mengkhawatirkan reaksi Sylvie (Philippine Leroy-Beaulieu). Apa jadinya dua orang keras kepala bertemu dalam satu meja? Bagaimana pula masa depan kisah cinta Emily di Paris?
Review “Emily in Paris 2”
Visualisasi yang ditayangkan serial ini jelas memukau, sama seperti musim pertamanya. Kali ini, penonton diajak bepergian ke Saint Tropez, menikmati keindahan Eiffel yang gemerlap di malam hari, menonton film Perancis, makan siang di kuburan legendaris, sampai spa bareng di Hammam.
Budaya pekerja Perancis juga muncul dalam “Emily in Paris 2,” salah satunya bahwa haram hukumnya bicara pekerjaan di akhir pekan.
Sayangnya, penulisan “Emily in Paris 2” nampaknya tidak utuh. Lompatan antar masalah dan adegan terasa janggal, disisipi poin yang kadang terasa dipaksakan atau ‘tanggung.’
Nyaris membosankan, namun untungnya kita mendapat pelajaran besar di akhir serial ini. Mengutip perkataan Sylvie, “Orang Perancis mudah tersinggung jika budaya mereka diinterpretasikan oleh orang asing.”
Pernyataan itu terbukti benar. Tindakan gegabah Mad ketika mempertemukan Pierre Cadault dan Gregory Elliott Dupree dalam pameran yang sama membuat Savoir kehilangan klien berharganya. Setelah kejadian itu, tak hanya penonton, Emily pun merasa ada yang salah.
Terlepas dari itu, “Emily in Paris 2” dimeriahkan dengan suara indah Ashley Park (dan kisah cintanya!) serta parade busana sepanjang drama. Dari ending musim kedua ini, “Emily in Paris” nampaknya akan berlanjut ke musim berikutnya. Sudah siap?
Simak cuplikan “Emily in Paris 2” di bawah ini.