Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ratusan Miliar APBD Jadi SILPA, PKB Nilai Bupati Tuban Tidak Mampu Kelola Anggaran
Mirza Ali Mansyur saat Turba DPC PKB di kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban.

Ratusan Miliar APBD Jadi SILPA, PKB Nilai Bupati Tuban Tidak Mampu Kelola Anggaran



Berita Baru, Tuban – Program pembangunan sumber daya manusia Kabupaten Tuban dibawah kepemimpinan Bupati Aditya Halindra Faridzki dinilai masih jauh dari maksimal.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris umum Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Tuban, Mirza Ali Manshur pada agenda silaturahim dan Turba, bersama kader plus simpatisan partai, Sabtu, (1/4/23) sore.

Padahal, menurutnya pembangunan sumber daya manusia, merupakan instrumen penting yang dibutuhkan Kabupaten Tuban untuk maju dan dapat bersaing dengan daerah lain di tengah perubahan arus ekonomi dan lainnya.

“Dibanding dengan era Bupati Huda- Noor, pembangunan SDM oleh Pemkab Tuban ditangan Bupati saat ini masih sangat minim. Terutama di sektor keagamaan,” ungka Mirza.

Penilaian tersebut, lanjut suami dari Ratna Juwita, anggota DPR RI Dapil Tuban- Bojonegoro ini, bukan sesuatu yang muncul dengan tanpa dasar, ia kemudian memaparkan kebijakan dimana era Bupati sebelumnya yakni Huda- Noor Nahar yang mana, tercatat mengalokasikan Rp. 99,62 miliar pertahun untuk lembaga keagamaan, seperti TPQ, Madin, Madrasah dan Ponpes melalui skema hibah, bantuan sosial maupun program khusus.

Akan tetapi, meski tak detil menyebut besaran anggaran, di tangan bupati Tuban yang baru yakni Aditnya Halindra Faridzki, bentuk perhatian kepada lembaga- lembaga itu, menurutnya kini menjadi sangat kecil nilainya atau ia sebut hilang.

“Pemerintahan hari ini pembangunan SDM di semua bidang utamanya keagamaan sangat minim, padahal harusnya lokus itu sangatlah penting untuk kemajuan kabupaten Tuban,” terangnya.

Dalam forum turba, pengurus inti partai yang identik warna hijau tersebut juga mengkisahkan jika pihaknya tak jarang berseteru di parlemen dengan Pemkab atau anggota dewan lain untuk mengembalikan perhatian pada pembagunan SDM dan sektor keagamaan.

“Kami sering berseteru di gedung dewan ya karena ingin mengembalikan porsi pembangunan SDM dan keagamaan seperti dulu,” pungkasnya