Rasio Elektrifikasi Indonesia 99,48%, Tapi 433 Desa Belum Teraliri Listrik
Berita Baru, Jakarta – Presiden Joko Widodo menyampaikan capaian kinerja pemerintah, khususnya pada bidang elektrifikasi. Menurut Presiden, sampai bulan April 2020 rasionya telah mencapai 99,48%.
Sebagaimana diketahui, pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, target kinerja terkait ekektrifikasi ditetapkan sebesar 96%.
“Kita bersyukur bahwa rasio elektrifikasi Indonesia semakin meningkat tahun ke tahun. Hingga April 2020, rasio tersebut telah mencapai angka 99,48%, melampaui target RPJMN 2015-2019 sebesar 96%”. Kata Jokowi dikutip dari akun Twitter resmibya @jokowi pada Jum’at (3/4).
Akan tetapi, lanjut Jokowi, itu belumlah cukup. Karena masih terdapat 433 desa yang belum berlistrik di antara 75.000 desa di tanah air yang tersebar di Papua, Papua Barat, NTT, dan Maluku.
“Saya meminta jajaran pemerintah terkait untuk segera mengidentifikasi desa-desa tersebut dan menyelesaikannya”. Tambahnya.
Untuk itu, Presiden dalam Rapat Terbatas melalui Konferensi Video, Jumat (3/4) menekankan 4 (empat) hal, yaitu:
Pertama, 433 desa yang belum berlistrik untuk diidentifikasi secara jelas desa mana yang berdekatan dengan desa yang telah berlistrik, desa mana yang jaraknya rumah antar penduduknya berjauhan dan mana yang berdekatan.
”Sehingga kita dapat menentukan strategi pendekatan teknologi yang tepat, apakah dengan ekstensi jaringan listrik ataukah dengan pembangunan mini-grid seperti minigrid seperti micro-hydro, PLTD ataupun distribusi tabung listrik yang dilengkapi dengan stasiun pengisian energi listrik,” ujar Presiden Jokowi.
Kedua, siapkan anggaran, regulasi, dan kebijakan investasi yang diperlukan untuk mendukung program desa listrik ini.
Ketiga, peningkatan akses warga terutama warga miskin dalam mendapatkan listrik.
Keempat, program listrik untuk desa betul-betul memberikan nilai tambah bagi peningkatan produktivitas ekonomi di desa, sehingga program desa berlistrik perlu ada sambungannya dengan program pemanfaatan listrik secara efisien dan produktif terutama dalam pengembangan industri rumah tangga/industri rumahan.
”Dan dengan adanya listrik kita harapkan anak-anak bisa belajar di malam hari dengan penerangan lampu yang cukup sehingga kualitas pendidikan kita juga semakin meningkat,” imbuh Presiden. [*]