Perusahaan Jepang Kembangkan Teknologi Atasi Limbah Makanan
Berita Baru, Inovasi – Perusahaan-perusahaan Jepang berusaha mengatasi pemborosan dari pembuangan limbah makanan dengan menggunakan kecerdasan buatan dan teknologi canggih lainnya.
Dilansir dari Reuters, data pemerintah menunjukkan Jepang membuang lebih dari 6 juta ton limbah makanan dan menghabiskan biaya sekitar 2 triliun yen (19 miliar dollar) per tahun.
Dengan data tersebut Jepang menempati posisi pertama dengan limbah makanan per kapita tertinggi di Asia dan menduduki nomor tiga di dunia.
Pemerintah Jepang juga telah memberlakukan undang-undang baru untuk mengurangi separuh biaya tersebut yang ditargetkan akan tercapai pada tahun 2030 dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk mencari solusi.
Rantai perusahaan swalayan Lawson Inc misalnya, mereka telah mulai menggunakan teknolohi AI dari perusahaan AS DataRobot, yang dapat memperkirakan berapa banyak produk tersedia di rak, dari onigiri onigiri sampai sandwich telur dan tuna yang mungkin tidak terjual atau kurang permintaan.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan kelebihan stok makanan hingga 30% dan ingin mengurangi limbah makanan di semua toko mereka pada tahun 2030.
“Pembuangan limbah makanan adalah biaya terbesar bagi pemilik waralaba Lawson setelah biaya tenaga kerja,” menurut sebuah keterangan dari seorang sumber terkait, dikutip Berita Baru, Senin (1/3/21).
Perusahaan lainnya seperti pembuat minuman Suntory Beverage & Food Ltd saat ini juga diketahui sedang bereksperimen dengan produk AI lain dari Fujitsu Ltd untuk mensortir barang seperti botol teh oolong dan air mineral yang telah rusak dalam pengiriman.
Hal itu bertujuan untuk mengurangi pengembalian barang hingga 30-50% dan memotong biaya limbah makanan serta mengembangkan sistem standar umum yang dapat digunakan bersama oleh pembuat makanan dan perusahaan pengiriman lainnya.