Perusahaan Global KT&G Salurkan Bantuan Alat Medis untuk Penanganan Covid-19 di Indonesia
Berita Baru, Jakarta – Perusahaan global KT&G yang berkantor pusat di Korea mengikuti penyerahan bantuan alat-alat medis di Kementerian Kesehatan Indonesia, di Jakarta, pada 15 Oktober lalu.
Jaeyoung Cho, Chief, Global Headquarter, KT&G, mengatakan bahwa bantuan ini ingin mendukung penanganan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia.
“Sebagai sebuah perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari satu dekade, kami telah menyalurkan bantuan berdasarkan permintaan pemerintah setempat dan turut mengatasi pandemi Covid-19,” kata Jaeyoung Cho dalam rilis yang diterima Beritabaru.co, Senin (1/11).
“Saya berharap generator oksigen dan masker pelindung wajah ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan yang bertugas di lapangan, serta membantu masyarakat Indonesia mengatasi krisis tersebut,” tambahnya.
KT&G menyalurkan bantuannya melalui kerja sama yang terjalin dengan pemerintah Indonesia dan Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA).
Setelah permohonan yang diajukan Kementerian Kesehatan Indonesia, KOTRA mendorong perusahaan-perusahaan Korea agar menyediakan peralatan medis (generator oksigen) untuk Indonesia sebagai mitra penting dalam kerja sama perdagangan dan ekonomi.
KT&G langsung merespons hal ini dan mengirim bantuan. Bantuan yang diserahkan adalah 10 generator oksigen dan masker KF94 untuk fasilitas layanan kesehatan di Indonesia. Bantuan ini bernilai Rp 1,9 miliar (US$130.000).
Acara penyerahan bantuan diadakan Pusat Krisis Kementerian Kesehatan Indonesia. Di acara ini, Dr. Eka Husup Singka, Kepala Pusat Krisis Kesehatan, mengucapkan terima kasih atas bantuan tersebut.
Setiap perusahaan Korea yang berpartisipasi turut menyampaikan sambutan dan menerima piagam apresiasi dari Kementerian Kesehatan. Sebanyak enam perusahaan mengikuti acara ini, sementara, KT&G menjadi satu-satunya perusahaan asing yang hadir.
KT&G terus menyediakan bantuan yang mendukung penanganan Covid-19 di Indonesia sebagai wilayah operasional perusahaan.
Pada Mei tahun lalu, KT&G menyalurkan alat diagnostik Covid-19 senilai Rp 1,2 miliar (US$90.000) kepada pemerintah Indonesia.
Bantuan ini diberikan KT&G mengingat keterbatasan alat-alat medis seperti alat diagnostik dan alat pelindung diri akibat tingginya penyebaran Covid-19 ketika itu.
KT&G membeli alat-alat diagnostik dari Korea dan mengirimnya ke Indonesia. Selanjutnya, anak usaha KT&G di Indonesia secara langsung menyerahkan bantuan tersebut kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bantuan yang diserahkan KT&G terdiri atas alat diagnostik Covid-19 buatan Korea yang telah diakui secara internasional dan mampu mendiagnosis 6.300 orang.
Di sisi lain, KT&G berkontribusi mengatasi krisis melalui program yang mendukung tenaga kesehatan di Indonesia, bantuan ginseng merah Korea, dan mendirikan pusat pelatihan kejuruan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat rentan.
KT&G telah mengalokasikan dana senilai Rp 7,4 miliar (US$ 530.000) dalam berbagai proyek kontribusi sosial sejak awal tahun lalu dan membantu Indonesia mengatasi krisis Covid-19.
KT&G adalah perusahaan rokok terbesar kelima di dunia dalam hal pangsa pasar dan volume penjualan. KT&G juga merupakan konglomerasi yang memiliki portofolio bisnis seperti makanan kesehatan, real estat, biofarmasi dan kosmetik, selain bisnis tembakau.
KT&G membukukan penjualan konsolidasian senilai KRW 5.316 triliun (US$4,6 miliar) pada tahun lalu. Meski menghadapi persaingan sengit dari sejumlah perusahaan tembakau global, seperti PMI dan BAT, KT&G berhasil mempertahankan posisi No.1 dengan pangsa pasar sebesar 64% (pada 2020).
KT&G memperluas bisnis tembakau dengan pesat ke pasar-pasar internasional. Tahun lalu, terlepas dari pandemi global Covid-19, KT&G berhasil merambah 30 negara baru dan berkembang menjadi perusahaan tembakau global yang mengekspor produk ke lebih dari 110 negara.
Sebagai visi jangka menengah dan panjang, KT&G ingin menjadi perusahaan rokok terbesar keempat di dunia. Untuk itu, KT&G akan memperluas jangkauan ekspornya ke lebih dari 200 negara pada 2025.
Di Indonesia, KT&G merambah pasar domestik dengan mengakuisisi Trisakti, sebuah produsen tembakau lokal, pada Juli 2011. Lewat akuisisi ini, KT&G menguasai teknologi produksi rokok kretek (memakai bahan cengkeh) dan menawarkan mutu produk terbaik.
Pada Februari 2013, PT KT&G Indonesia terbentuk sebagai unit usaha yang menangani seluruh kegiatan distribusi dan logistik di Indonesia.
Sejak 2016, KT&G Indonesia telah membuka banyak lapangan pekerjaan dan merekrut lebih dari 900 tenaga kerja setiap tahun. Secara kumulatif, KT&G Indonesia telah mempekerjakan 4.800 warga Indonesia.
Perusahaan lokal ini berkontribusi terhadap revitalisasi ekonomi Indonesia dengan membeli daun tembakau dan bahan baku yang diproduksi di Indonesia.
KT&G, setelah aktif beroperasi di Indonesia selama lebih dari satu dekade, telah dikenal luas sebagai warga perusahaan global yang memenuhi tanggung jawab sosial.