Pertamina Kembangkan Teknologi Penangkapan Karbon
Berita Baru, Jakarta – PT Pertamina (Persero) secara aktif mendukung upaya perwujudan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 dengan mengembangkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS).
Hal ini diungkapkan dalam International & Indonesia Carbon Capture and Storage (CCS) Forum 2023, di mana Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menjelaskan bahwa penerapan CCS/CCUS di Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan produksi migas dan secara bersamaan mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Pertamina siap dan berkomitmen untuk berkontribusi terhadap upaya negara sebagaimana terangkum dalam Peta Jalan NZE kami,” kata Nicke dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (12/9/2023).
Peta jalan NZE Pertamina didasarkan pada tiga pilar strategis utama, yaitu dekarbonisasi pada aset yang ada, pengembangan bisnis energi ramah lingkungan, dan inisiatif negatif karbon seperti CCUS & Nature-Based Solutions (NBS). Melalui kegiatan CCUS, Pertamina akan menjadi penyedia energi berkelanjutan, menyediakan solusi pengurangan karbon, serta berkontribusi pada perekonomian dan multiplier effect lainnya.
Salah satu contoh konkretnya adalah penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) di Lapangan Pertamina EP, Jatibarang, Jawa Barat, yang memanfaatkan CO2 untuk huff and puff, memberikan dampak positif pada reservoir. Selain itu, Pertamina juga akan melakukan injeksi CO2 di Lapangan Sukowati, Jawa Timur, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas serta potensi penyimpanan CO2.
Pertamina juga berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam mencapai status CCS Hub di kawasan ASEAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan berbagai penelitian telah menunjukkan potensi penyimpanan hingga 400 gigaton di cekungan sedimen. Kedudukan geografis Indonesia yang menguntungkan untuk transportasi CO2 lintas batas negara juga mendukung pengembangan CCS Hub di kawasan Asia Pasifik.
Menko Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa teknologi CCS/CCUS sudah diterapkan di negara-negara lain untuk mengurangi emisi. Dia menyatakan bahwa pengembangan CCS Hub di Indonesia memiliki potensi besar, mengingat Indonesia kaya akan sumber daya alam dengan potensi penyimpanan hingga 400 gigaton.
“Melalui kolaborasi dan berbagi pengetahuan, kita dapat memanfaatkan potensi penuh CCS untuk mewujudkan masa depan Asia Tenggara yang berkelanjutan,” kata Luhut.
Pada acara tersebut, Pertamina juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait implementasi teknologi CCS/CCUS dengan beberapa entitas, seperti PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga, dan PT Pertamina Hulu Rokan, yang bekerja sama dengan Kementerian ESDM, Chevron, dan Mitsui.