Perkuat Industri Pertahanan, India Larang Impor 101 Alutsista
Berita Baru, Internasional – Pada hari Minggu (9/8), dalam rangka untuk meningkatkan industri dalam negeri, Kementerian Pertahanan India telah mengeluarkan rancangan anggaran belanja sebesar US$ 7 miliar untuk modal pembuatan senjata dalam negeri.
Hal itu disampaikan oleh Rajnath Singh selaku Menteri Pertahanan India melalui akun resmi Twitternya.
Lebih lanjut, dalam pengumuman itu, Singh juga mengumumkan larangan mutlak atas impor 101 peralatan pertahanan.
“Mengambil isyarat dari kebangkitan itu, Kementerian Pertahanan telah menyiapkan daftar 101 item yang akan diembargo atas impor di luar batas waktu yang ditunjukkan terhadap mereka. Ini adalah langkah besar menuju kemandirian dalam pertahanan,” cuit Singh, Minggu (9/8).
Akun Twitter Aakriti Sharma selaku koresponden Sputnik, mengunggah daftar 101 item yang diembargo oleh Kementerian Pertahanan India, termasuk suku cadang sederhana dan sistem senjata berteknologi tinggi seperti senjata artileri, senapan serbu, korvet, sistem sonar, pesawat angkut, helikopter tempur ringan, dan radar.
Selanjutnya, Perdana Menteri India Narendra Modi akan mengumumkan anggran belanja itu.
Para pengamat menganggap bahwa langkah dari Singh itu kemungkinan akan berdampak pada perdagangan (senjata) pertahanan dengan negara lain, terutama AS dan Rusia.
Mengutip Sputnik, dengan embargo terbaru, kontrak senilai hampir US$ 53,354 miliar akan dialihkan pada produksi dalam negeri dalam lima hingga tujuh tahun ke depan.
Angkatan darat dan angkatan udara India kemungkinan akan mendapatkan barang-barang senilai US$ 17,340 miliar sementara angkatan laut akan mendapatkan barang-barang senilai hampir US$ 18,674 miliar dalam empat tahun ke depan.
Kementerian Pertahanan juga telah membagi anggaran pengadaan modal untuk tahun 2020-2021 antara pengadaan modal dalam negeri dan luar negeri.
Akan tetapi, P. Chidambaram, pemimpin dari partai oposisi sekaligus mantan Menteri Keuangan India mengkritik pengumuman yang ‘menggelegar’ itu akan diakhiri dengan sebuah ‘rengekan’.
Chidambaram juga mengatakan bahwa satu-satunya importir alutsista adalah Kementerian Pertahanan.
“Embargo impor apapun sebenarnya adalah embargo terhadap diri sendiri. Apa yang dikatakan Menteri Pertahanan dalam pengumuman hari Minggu yang bersejarah hanya layak mendapatkan Perintah Kantor dari Menteri kepada Sekretarisnya!” kritik Chidambaram melalui akun Twitter resminya.
Pengumuman tersebut mungkin merupakan rengekan bagi Chidambaram, namun langkah tersebut akan mempengaruhi perdagangan pertahanan India dengan Rusia dan AS.
India adalah importir senjata terbesar kedua di dunia, dan pemasok terbesarnya adalah Rusia dan AS.
Data yang dikumpulkan oleh Stimson Center menemukan bahwa Rusia adalah pemasok pertahanan utama India dan yang kedua adalah AS.
Sejak tahun 2014, India telah mengimpor alat pertahanan dari Rusia senilai US$ 9,3, sementara AS telah menjual perlengkapan pertahanan ke India senilai senilai US$ 2,3 miliar.
Dalam beberapa tahun ke depan, peralatan Rusia seperti senjata pertahanan udara S-400, jet tempur, dan sistem pertahanan reaksi cepat akan dimasukkan ke dalam angkatan bersenjata India.
Sameer Lalwani, peneliti di Stimson Center, dalam makalahnya menunjukkan bahwa 86% dari peralatan, senjata, dan platform yang saat ini digunakan dalam dinas militer di India berasal dari Rusia.
“Angkanya adalah 90% jika sekitar 10.000 perangkat keras militer juga dipertimbangkan,” kata Lalwani.