Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pengadilan Berlin Larang Warganya Protes Anti-Lockdown, Terutama Pengunjuk Rasa Querdenker

Pengadilan Berlin Larang Warganya Protes Anti-Lockdown, Terutama Pengunjuk Rasa Querdenker



Berita Baru, Berlin – Pihak berwenang Berlin mengeluarkan larangan kepada lebih dari puluhan ribu pengunjuk rasa anti-lockdown untuk berdemonstrasi akhir pekan ini.

Hakim di pengadilan administrasi ibukota Jerman menolak untuk mengizinkan 13 demonstrasi, beberapa di antaranya telah diselenggarakan oleh gerakan anti-lockdown Querdenker (Pemikir Lateral).

Querdenker, atau kelompok pemikir lateral adalah gerakan anti-lockdown utama Jerman.

Kelompok ini telah membantu menyebarkan teori konspirasi tentang pandemi dan upaya vaksinasi.

Mereka mengklaim bahwa COVID-19 dan undang-undang federal dan regional yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran virus, melanggar kebebasan warga negara.

Larangan unjuk rasa tersebut ditegakkan oleh pengadilan administrasi atas Berlin-Brandeburg.

Menurut laporan dari DW, pihak Querdenker mengatakan 22.500 orang telah mendaftar untuk ambil bagian dalam salah satu aksi unjuk rasa.

Pejabat pengadilan mengatakan unjuk rasa dilarang di tengah kekhawatiran peningkatan infeksi virus corona yang dipicu oleh varian delta.

Pawai terpisah yang direncanakan untuk hari Minggu (1/8) juga dilarang.

Unjuk rasa “For Peace, Freedom, Truth”  diperkirakan akan diikuti oleh 3.500 orang.

Beberapa demonstrasi telah diselenggarakan untuk mendukung klub malam Berlin.

Pengadilan mengatakan risiko terhadap kesehatan masyarakat terlalu tinggi.

Pengadilan tinggi mengatakan gerakan Querdenker dicirikan di seluruh Jerman “dengan fakta bahwa para peserta menggunakannya untuk melanggar norma hukum yang dibuat untuk menahan risiko infeksi dengan cara yang menarik perhatian publik, khususnya dengan mengabaikan aturan pembatasan sosial dan pemakaian masker.”

Meski demikian, pihak kepolisian Berlin khawatir bahwa banyak dari para pengunjuk rasa masih akan memutuskan untuk melakukan perjalanan ke ibu kota Jerman.

Larangan itu mempengaruhi semua protes “yang pesertanya secara teratur tidak mengikuti peraturan hukum, khususnya untuk melindungi dari infeksi,” kata juru bicara polisi Thilo Cablitz.