Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Semeru
Visual udara wilayah terdampak Erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. (Foto: akun Tiktok @retukangtahu)

Pemerintah Turunkan Tim Ahli, Perbarui Peta Kawasan Rawan Bencana Semeru



Berita Baru, Jakarta – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa pihaknya akan menurunkan tim ahli untuk memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Semeru.

Pengambilan gambar terkini bukaan kawah yang mengarah ke selatan dan tenggara sudah dilakukan oleh Tim Badan Geologi yang tengah berada di lokasi terdampak bencana dengan menggunakan pesawat tanpa awak.

“Hingga beberapa hari kedepan kegiatan ini masih kita lakukan, terutama di sekitar bukaan kawah yang ke arah selatan dan tenggara,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Andiani dalam keterangan, dikutip dari Antara, Kamis (9/12).

Menurut Andiani Badan Geologi akan menerjunkan ahli untuk melakukan pemetaan dan penelitian guna identifikasi awal dalam memperbarui peta kawasan rawan bencana Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

Selain itu, ia mengaku Badan Geologi juga akan menurunkan tim untuk melakukan pemetaan dalam rangka memperbaharui peta kawasan rawan bencana pada pekan depan.

“Ini menjadi concern Badan Geologi, sehingga banyak ahli yang akan kami turunkan, mulai dari ahli geologi lingkungan hingga ahli kebencanaan, semua akan diturunkan, sekitar 10-15 orang. Kami akan all out,” ujar Andiani.

Andiani mengimbau agar peta-peta yang dikeluarkan oleh Badan Geologi, termasuk peta kawasan rawan bencana dijadikan acuan agar masyarakat memahami karakter geologi suatu tempat, karena apa yang digambarkan di dalam peta tersebut merupakan prediksi.

“Gambaran di dalam peta geologi itu tidak pernah ingkar janji. Jadi, mohon peta-peta yang sudah dikeluarkan Badan Geologi betul-betul dijadikan acuan, karena peta itu bercerita banyak,” pungkas Andiani.

Sementara itu, Sekretaris Badan Geologi, Ediar Usman menambahkan ahli geologi tata lingkungan akan membantu memetakan wilayah mana saja yang sudah tidak bisa dijadikan tempat tinggal sekaligus memberikan rekomendasi wilayah yang aman untuk dijadikan hunian.

“Tentu akan dipilih wilayah yang aman dan ketersediaan air tanah yang memadai untuk kehidupan kedepannya,” ucapnya.

Pemerintah mengingatkan masyarakat untuk menjauhi daerah-daerah yang merupakan aliran awan panas guguran karena masih terdapat potensi erupsi sekunder.

Pada Selasa (6/12), Badan Geologi mencatat ada empat kali awan panas guguran dengan jarak 2.800 sampai 3.000 meter pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.

Kemudian pengamatan Rabu (8/12) kemarin dari pukul 00.00 sampai pukul 06.00 WIB dilaporkan tidak terjadi awan panas guguran, namun masih terpantau terjadi getaran-getaran dari permukaan.