Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pembangunan Rendah Karbon dan Ekonomi Hijau Jadi Fokus RKP 2023 Bappenas
Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Nur Higyawati Rahayu saat menjadi pemateri pada Konferensi Nasional EFT ke-3 di Yogyakarta pada Senin (14/11). (Foto: Beritabaru.co)

Pembangunan Rendah Karbon dan Ekonomi Hijau Jadi Fokus RKP 2023 Bappenas



Berita Baru, Yogyakarta — Pembangunan Rendah Karbon dan Ekonomi Hijau menjadi fokus bagi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI (Bappenas) dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2023, menurut Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Nur Higyawati Rahayu.

“Bappenas mempunyai beberapa rencana strategi transformasi ekonomi, dimana ekonomi hijau menjadi salah satu fokus strateginya,” kata Rahayu saat menjadi pemateri dalam Konferensi Nasional EFT ke-3 yang berlangsung di Hotel Novotel Yogyakarta pada Senin (14/11).

Rahayu menjelaskan bahwa strategi Ekonomi Hijau di Bappenas adalah model pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan berkelanjutan dengan fokus pada investasi kapital dan infrastruktur lapangan kerja dan keterampilan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan.

Sementara itu, Pembangunan Rendah Karbon di dalam RKP 2023 Bappenas, menurut Rahayu, ingin memastikan berketahanan iklim dan beradaptasi dengan kondisi yang ada, meskipun langkahnya lebih menekankan pada mitigasi.

“Di sini, ekonomi hijau menjadi yang utama. Ada beberapa strategi yang dilakukan di Bappenas, baik untuk limbah, industri hijau, energi berkelanjutan, rendah karbon, laut hingga pemulihan lahan berkelanjutan,” tutur Rahayu.

“Ini yang sangat penting, sesuai dengan article 3.4 UNFCCC, di mana integrasi pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim dalam RPJMN 2020-2024,” tambahnya.

Fokus strategi ekonomi hijau dan Pembangunan Rendah Karbon tersebut didasarkan pada analisis Bappenas untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau sebelumnya.

“Hasil kajian membuktikan bahwa kebijakan Pembangunan Rendah Karbon sebagai backbone ekonomi hijau mampu membawa Indonesia mencapai NZE,” tegas Rahayu.

Hasil simulasi Bappenas juga turut menunjukkan bahwa penerapan Pembangunan Rendah Karbon akan menghasilkan pertumbuhan PDB rata-rata 6% per tahun hingga tahun 2045 mempercepat pengentasan kemiskinan serta manfaat tambahan lainnya.

“Jadi dengan menerapkan pembangunan rendah karbon menurut analisis kami tetap akan tumbuh ekonominya, tingkat kemiskinan berkurang dan lingkungan membaik,” tambah Rahayu.

Selain itu, Rahayu juga memaparkan bahwa pengelolaan keanekaragaman hayati juga menjadi bagian dari strategi transisi menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan Bappenas.

“Salah satu yang akan kita lakukan ke depan adalah mengoptimalkan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati dengan pendekatan ekonomi hijau. Itu yang kita lakukan adalah salah satunya dengan bio-ekonomi,” papar Rahayu.

Bio-ekonomi bukan merupakan hal baru tetapi bagian dari Green Economy yang basisnya pada keanekaragaman hayatinya. “Sehingga bukan hanya ekonominya yang meningkat tetapi keanekaragaman hayati juga terjaga.”